Kuwait – Ramadan adalah waktu yang penuh dengan doa, puasa, dan berkumpul bersama keluarga dan sahabat. Namun, setiap negara dan komunitas mengembangkan tradisi dan kebiasaan unik yang mencerminkan budaya mereka, termasuk di Kuwait. Meskipun negara ini telah mengalami perubahan pesat dari daerah nelayan kecil menjadi negara modern yang makmur, beberapa tradisi Ramadan di Kuwait tetap hidup, meskipun mengalami evolusi.
Berikut adalah beberapa tradisi Ramadan khas Kuwait yang tetap bertahan hingga kini, meskipun terkadang terpengaruh oleh kemajuan zaman.
- Graish: Tradisi Sambut Ramadan dengan Pesta Keluarga Graish adalah pesta pra-Ramadan yang berlangsung sebelum bulan puasa dimulai. Pada masa lalu, wanita rumah tangga akan mengosongkan persediaan makanan yang jarang dimakan saat Ramadan dan mengundang keluarga besar untuk berkumpul bersama. Sekarang, meskipun pesta lebih kecil dan sering memesan makanan dari restoran, tradisi ini tetap dipertahankan.
- Girgian: Kemeriahan Anak-Anak yang Menggembirakan Di tengah Ramadan, pada tanggal 13, 14, dan 15 Ramadan, anak-anak di Kuwait merayakan Girgian dengan cara pergi dari rumah ke rumah untuk mengumpulkan permen dan kacang. Tradisi ini bermula pada masa lalu ketika bulan purnama memberikan penerangan bagi anak-anak yang berjalan di lingkungan sekitar. Kini, Girgian telah menjadi lebih komersial, dengan permen gourmet dan kacang eksotis dalam kemasan merek terkenal. Orang tua juga berusaha memberi tampilan yang paling mewah dengan mencetak nama anak-anak mereka di tas berisi hadiah.
- Ghabqa: Makan Malam Bersama Keluarga dan Teman Ghabqa adalah acara kumpul keluarga dan teman-teman di malam hari selama Ramadan. Seiring dengan perkembangan zaman, ghabqa kini berkembang menjadi acara perusahaan yang mewah, di mana klien dan karyawan bersama keluarga mereka diundang untuk menikmati makan malam dan hiburan. Media juga sering hadir untuk meliput acara ini.
- Meriam Iftar: Keajaiban Tradisi Zaman Dahulu Di tengah kemajuan teknologi dan aplikasi pengatur waktu, meriam iftar tetap dipertahankan sebagai penanda waktu berbuka puasa. Setiap hari, meriam ditembakkan dari Naif Palace di Kota Kuwait, mengundang ratusan keluarga dan anak-anak untuk menyaksikan. Acara ini juga disiarkan langsung di televisi dan radio Kuwait, dengan suasana yang menggambarkan era Kuwait sebelum minyak ditemukan.
- Qiyam al-Layl: Doa Malam yang Semakin Diminati Seiring dengan perkembangan masyarakat yang lebih religius, shalat tahajjud atau qiyam al-layl semakin populer di Kuwait, terutama pada sepuluh malam terakhir Ramadan. Ribuan jamaah datang ke Masjid Agung Kuwait untuk berdoa, dan pada malam 27 Ramadan, lebih dari 100.000 orang hadir. Pembacaan Al-Qur’an oleh qari terbaik memimpin doa malam tersebut.
Meskipun beberapa tradisi telah menghilang, semangat Ramadan tetap hidup dan berkembang sesuai dengan perubahan zaman. Seperti yang sering diungkapkan, satu-satunya hal yang pasti di dunia ini adalah perubahan, dan tradisi Ramadan di Kuwait adalah salah satunya yang terus beradaptasi.(YA)