Minneapolis, AS — Misa di Annunciation Catholic Church seharusnya menjadi momen suci yang dipenuhi doa dan puji-pujian.
Namun, keheningan khidmat itu tiba-tiba pecah menjadi kengerian, saat suara tembakan bertubi-tubi menghujani gereja yang dipadati oleh anak-anak sekolah.
Dua anak masing-masing berusia 8 dan 10 tahun, tewas dalam serangan brutal yang merenggut nyawa mereka, mengubah tempat ibadah menjadi lokasi kejadian kriminal.
Peristiwa pilu ini menewaskan dua korban dan melukai 17 orang lainnya, 14 di antaranya adalah anak-anak. Semua korban luka kini telah mendapatkan perawatan medis dan kondisinya stabil.
Pelaku, Robin Westman (23), ditemukan tewas di lokasi kejadian akibat luka tembak yang ia lakukan sendiri.
“Ini adalah tindakan kekerasan yang disengaja terhadap anak-anak tak berdosa dan orang-orang yang sedang beribadah,” ungkap Kepala Polisi, Brian O’Hara dikutip dari BBC. “Kekejaman dan kepengecutan menembak ke dalam gereja yang penuh anak-anak benar-benar tidak bisa dipahami.”
Kesaksian Mengerikan

Seorang warga P.J. Mudd menyatakan pagi itu dimulai dengan normal saat ia bekerja dari rumah. Sampai akhirnya, suara yang ia kenal dari film-film aksi terdengar jelas di telinganya.
“Saya bisa mendengar ‘boom, boom, boom’,” katanya kepada The Wall Street Journal. “Tiba-tiba saya sadar itu adalah penembakan.” Mudd langsung berlari menuju gereja dan melihat tiga magasin peluru di tanah, menjadi saksi bisu betapa besarnya volume tembakan yang dilepaskan.
Kisah heroik datang dari seorang bocah berusia 10 tahun yang berhasil selamat. Kepada WCCO, ia menceritakan bagaimana temannya, Victor, menjadi perisai hidup baginya.
“Victor menyelamatkan saya karena dia berbaring di atas saya, tapi dia kena tembak,” ujarnya. “Teman saya kena di bagian punggung, dia dibawa ke rumah sakit. Saya sangat mengkhawatirkannya, tapi sekarang dia baik-baik saja.” Kisah ini menjadi secercah harapan di tengah tragedi yang kelam, menunjukkan ikatan persahabatan yang kuat.
Motif & Penyelidikan FBI
Hingga kini, motif di balik serangan ini masih menjadi misteri. Polisi menemukan sebuah bom asap di lokasi kejadian, dan sebuah catatan yang diduga disiapkan pelaku untuk diunggah secara daring pada saat penembakan. Catatan tersebut kini telah disita oleh FBI.

Direktur FBI, Kash Patel menyatakan bahwa insiden ini tengah diselidiki sebagai terorisme domestik dan kejahatan rasial terhadap umat Katolik, mengingat target serangannya adalah gereja.
Fakta lain yang mencurigakan adalah hubungan pelaku dengan gereja tersebut. Mary Grace Westman, ibu dari pelaku, diketahui pernah bekerja di sekolah itu, berdasarkan buletin sekolah tahun 2016.
Ia pensiun pada tahun 2021. Pihak berwenang kini mendalami apakah ada kaitan antara pekerjaan sang ibu dengan motif penyerangan sang anak.
“Situasi ini sudah terlalu umum tidak hanya di Minnesota, tapi di seluruh negeri,” kata Gubernur Tim Walz. Kata-katanya mencerminkan rasa frustrasi yang mendalam atas maraknya kekerasan bersenjata di Amerika Serikat.(YA)





