Riyadh, Arab Saudi – Drama Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia (AFC) pada laga terakhir babak ketiga, mencapai puncaknya.
Dalam pertarungan sengit di King Fahd International Stadium, Australia berhasil menaklukkan tuan rumah Arab Saudi dengan skor 2-1 pada Selasa (11/06/25) dini hari WIB.
Kemenangan ini krusial bagi Socceroos, yang mengamankan satu tiket langsung ke putaran final Piala Dunia 2026, sedangkan The Green Falcons harus menunda mimpi tersebut dan berjuang di babak play-off Asia.
Gol cepat Abdulrahman Al Oboud di menit ke-19 sempat membuat pendukung tuan rumah bersorak. Namun, Australia menunjukkan mentalitas dan pengalaman.
Mereka membalikkan keadaan melalui gol Connor Metcalfe (menit ke-42) dan Mitchell Duke (menit ke-48). Hasil ini mengukuhkan posisi Australia sebagai runner-up Grup C, di bawah Jepang yang sudah lebih dulu mengunci tiket.
Enam Tim Asia di Babak Keempat
Kekalahan Arab Saudi dari Australia memiliki konsekuensi langsung, Arab Saudi harus puas finis di posisi ketiga grup, yang berarti mereka akan bergabung dalam Babak Ke-4 Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Ini adalah jalur terakhir bagi tim-tim yang nyaris lolos langsung, namun membutuhkan perjuangan ekstra.
Tim Nasional Indonesia sendiri, yang finis di posisi keempat Grup C (di bawah Jepang, Australia, dan Arab Saudi), juga akan bergabung dalam Babak Keempat ini, yang merupakan pencapaian bersejarah bagi Timnas Garuda.
Berdasarkan hasil keseluruhan Babak Ketiga, total enam tim yang dipastikan akan bertarung di Babak Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 adalah:
- Qatar
- Uni Emirat Arab (UEA)
- Irak
- Oman
- Arab Saudi
- Indonesia
Format Babak Keempat (AFC Asian Playoff Round) akan dibagi menjadi dua grup yang masing-masing diisi tiga tim, dimana setiap tim akan bertemu satu sama lain satu kali. Hasilnya :
- Dua pemuncak klasemen (juara grup) dari masing-masing grup, berhak langsung berangkat ke Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada.
- Sedangkan dua tim peringkat kedua dari masing-masing grup akan saling berhadapan dalam pertandingan play-off tunggal (Babak Kelima Asia), untuk memperebutkan satu tiket ke play-off antar-konfederasi (antar benua).

Beratnya Tantangan di Babak Keempat
1. Qatar
- Prestasi Utama:
- Juara Piala Asia: 2 kali (2019, 2023) – Ini menunjukkan dominasi mereka di level kontinental dalam beberapa tahun terakhir.
- Tuan Rumah Piala Dunia: 2022 (partisipasi pertama sebagai tuan rumah, namun gugur di fase grup).
- Partisipasi Piala Dunia: 1 kali (2022)
- Head-to-Head dengan Indonesia : Qatar cenderung mendominasi pertemuan, terutama di ajang resmi. Namun, pertemuan terakhir mereka sudah cukup lama. Indonesia sering kesulitan menghadapi kecepatan dan transisi permainan mereka. Head to Head : Imbang 2-2 (Pertandingan Persahabatan 2014), Indonesia kalah 0-4 & 2-3 (Kualifikasi Piala Dunia 2014).
- Pemain Terbaik & Liga: Banyak pemain inti Qatar bermain di Qatar Stars League, terutama untuk klub-klub besar seperti Al Sadd, Al Duhail, dan Al Gharafa. Contoh pemain kunci:
- Akram Afif: Penyerang lincah & produktif, Pemain Terbaik Asia 2023, Topskor Piala Asia 2023.
- Almoez Ali: Pencetak gol ulung.
- Hassan Al-Haydos: Kapten dan playmaker berpengalaman.
- Kekuatan: Disiplin taktis tinggi, chemistry tim yang kuat (banyak pemain bermain bersama sejak usia muda), possession-based football yang efektif, dan transisi cepat.
2. Uni Emirat Arab (UEA)
- Prestasi Utama:
- Runner-up Piala Asia: 1 kali (1996)
- Sering lolos ke babak krusial kualifikasi Piala Dunia.
- Partisipasi Piala Dunia: Belum pernah lolos
- Head-to-Head dengan Indonesia : UEA sering menjadi lawan tangguh bagi Indonesia. Pertemuan terakhir di Kualifikasi Piala Dunia sebelumnya (2022) menunjukkan dominasi UEA. Head to Head : Indonesia Kalah 0-5 dan 0-5 (Kualifikasi Piala Dunia 2022).
- Pemain Terbaik & Liga: Sebagian besar bermain di Liga Pro UEA (UAE Pro League). Beberapa memiliki pengalaman di luar negeri. Contoh pemain kunci:
- Ali Mabkhout: Penyerang veteran dengan naluri gol tajam, salah satu top skorer sepanjang masa UEA.
- Fabio Lima: Pemain naturalisasi yang memiliki kemampuan teknik dan shooting yang bagus.
- Yahya Al Ghassani: Winger muda yang lincah dan cepat.
- Kekuatan: Kecepatan di sayap, kemampuan individu pemain yang bagus, dan sering mengandalkan transisi cepat serta set-piece.
3. Irak
- Prestasi Utama:
- Juara Piala Asia: 1 kali (2007) – Kejutan terbesar dalam sejarah Piala Asia.
- Juara Piala Teluk: 4 kali.
- Partisipasi Piala Dunia: 1 kali (1986)
- Head-to-Head dengan Indonesia : Irak memiliki rekor yang lebih baik saat melawan Indonesia, terutama dalam beberapa pertemuan terakhir di Kualifikasi Piala Dunia dan Piala Asia (Indonesia selalu kalah di 2023/2024). Head to Head : Indonesia Kalah 0-2 dan 1-5 (Kualifikasi Piala Dunia 2026), Indonesia kalah 1-3 (Piala Asia 2023).
- Pemain Terbaik & Liga: Perpaduan pemain yang bermain di liga domestik Liga Premier Irak, liga-liga Timur Tengah lainnya, dan beberapa di liga-liga Eropa (terutama Swedia, Belanda, atau liga Eropa Timur). Contoh pemain kunci:
- Aymen Hussein: Penyerang kuat & produktif, pemain Irak dengan gol terbanyak di Piala Asia 2023.
- Zidane Iqbal: Gelandang muda yang bermain di Eropa (misal: FC Utrecht di Liga Belanda, sebelumnya di Manchester United).
- Amir Ammari: Gelandang berpengalaman yang menjadi jenderal lapangan tengah.
- Kekuatan: Semangat juang tinggi, fisik kuat, dukungan suporter fanatik, dan memiliki beberapa pemain muda berbakat yang bermain di luar negeri.
4. Oman
- Prestasi Utama:
- Juara Piala Teluk: 2 kali (2009, 2017)
- Sering menjadi tim yang merepotkan di Kualifikasi Piala Dunia/Asia.
- Partisipasi Piala Dunia: Belum pernah lolos
- Head-to-Head dengan Indonesia : Rekor pertemuan Oman dan Indonesia cenderung berimbang di masa lalu, namun dalam beberapa tahun terakhir Oman menunjukkan perkembangan yang lebih signifikan. Head to Head : Indonesia Kalah 1-3 (Pertandingan Persahabatan 2021), imbang 0-0 dan Indonesia kalah 1-2 (Kualifikasi Piala Asia 2011).
- Pemain Terbaik & Liga: Mayoritas pemain bermain di Liga Profesional Oman, dengan beberapa bermain di liga-liga Timur Tengah lainnya. Contoh pemain kunci:
- Fayeez Al-Rushaid: Penjaga gawang tangguh.
- Muhsen Al-Ghassani: Penyerang utama yang sering mencetak gol krusial.
- Jameel Al-Yahmadi: Gelandang lincah dan pekerja keras.
- Kekuatan: Disiplin taktis tinggi, pertahanan solid, transisi cepat, dan set-piece yang berbahaya. Mereka dikenal sebagai tim yang sulit dikalahkan.
5. Arab Saudi
- Prestasi Utama:
- Juara Piala Asia: 3 kali (1984, 1988, 1996) – Salah satu tim tersukses di sejarah Piala Asia.
- Partisipasi Piala Dunia: 6 kali (1994, 1998, 2002, 2006, 2018, 2022) – Salah satu wakil Asia paling sering di Piala Dunia.
- Head-to-Head dengan Indonesia : Arab Saudi memiliki rekor dominan atas Indonesia dalam pertemuan-pertemuan resmi. Head to Head : Indonesia Menang 2-0 (Kualifikasi Piala Dunia 2026), imbang 1-1 (Kualifikasi Piala Dunia 2026), Indonesia kalah 0-1 (Kualifikasi Piala Asia 2015).
- Pemain Terbaik & Liga: Hampir seluruh pemain inti bermain di Liga Profesional Saudi (Saudi Pro League), yang kini semakin kuat dengan kedatangan banyak bintang dunia. Contoh pemain kunci:
- Salem Al-Dawsari: Winger lincah, pencetak gol krusial & pemain paling berpengalaman di level internasional.
- Firas Al-Buraikan: Penyerang muda yang tajam.
- Saud Abdulhamid, Bek andalan yang bermain di AS Roma
- Kekuatan: Disiplin taktis yang ketat (terutama di bawah pelatih-pelatih top Eropa), fisik prima, pemain-pemain dengan kualitas individu tinggi (terutama di sektor sayap), dan dukungan finansial yang besar untuk pengembangan sepakbola.
Tim-tim yang akan dihadapi Timnas Indonesia di Babak Keempat ini, adalah para raksasa Asia yang memiliki pengalaman dan kekuatan yang sudah teruji di level tertinggi.

Peluang Timnas Garuda: Berharap Kejutan
Keberhasilan Timnas Indonesia mencapai Babak Ke-4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, adalah pencapaian luar biasa yang patut diapresiasi tinggi.
Timnas Garuda telah menunjukkan peningkatan signifikan dalam organisasi permainan, semangat juang, dan kekuatan skuad berkat naturalisasi pemain. Dukungan penuh dari suporter juga menjadi modal berharga.
Namun, mari bersikap realistis. Realitas pahit di panggung tertinggi Asia tak bisa dielakkan. Tingkat kompetisi di Babak Ke-4 ini berada di level yang sangat berbeda.
Kekalahan telak seperti dibantai Jepang 6-0 serta sebelumnya kalah dari Australia 5-1, harus menjadi pengingat dan pembelajaran akan jarak kualitas yang masih terbentang antara Garuda dengan tim-tim elit Asia.
Timnas Indonesia akan berhadapan dengan tim-tim yang secara ranking FIFA, pengalaman di Piala Dunia, dan kedalaman skuad masih di atas mereka. Pertarungan di Babak Keempat ini, menghadapi tim-tim sekaliber Qatar, UEA, Irak, Oman, dan Arab Saudi, akan menjadi ujian sesungguhnya.
Peluang untuk langsung lolos ke Piala Dunia 2026 sebagai juara grup di Babak Ke-4, secara teoritis dan diatas kertas akan sangat sulit, meski bukan tidak mungkin. Hal itu mengingat setiap grup hanya terdiri dari tiga tim, dan lawan-lawan yang dihadapi memiliki kualitas merata di level atas Asia.
Namun, kesempatan untuk finis sebagai runner-up grup dan melaju ke Babak Ke-5 (Play-off Final Asia) adalah target yang lebih realistis. Dari sana, Timnas Garuda masih memiliki satu kesempatan terakhir untuk lolos ke play-off antar-konfederasi (antar benua).
Babak Ke-4 ini bukan hanya ajang kualifikasi, tetapi juga panggung pembelajaran yang sangat berharga bagi Timnas Indonesia. Ini adalah kesempatan untuk menguji batas kemampuan, terus berkembang, dan mengukir sejarah.
Meskipun jalan masih panjang dan terjal, semangat pantang menyerah Timnas Garuda tetap menjadi harapan terbesar bagi seluruh rakyat Indonesia untuk melihat Merah Putih berkibar di Piala Dunia. (*)