Jakarta – Suasana di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 10 Margaguna, Jakarta, dipenuhi aura optimisme dan kehangatan.
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, hadir bukan sekadar meninjau fasilitas, melainkan untuk menabur harapan di hati para siswa. Kunjungan yang diawali sambutan meriah, menjadi momen berharga bagi siswa-siswi SRMA 10.
Di tengah kesibukan memimpin negara, Presiden Prabowo menyempatkan diri untuk berinteraksi langsung dengan para pelajar, dari merapikan baret hingga berbagi cerita.
Namun, momen paling berkesan terjadi di sebuah ruangan asrama, di mana Presiden Prabowo secara personal menuliskan pesan sederhana namun penuh makna di buku tulis salah satu siswa.

“Belajar yang baik, hormati guru, cintai ayah dan ibu, rajin sembahyang, selalu sopan dengan teman, olah raga selalu, cintai Tanah Air, semangat terus, selalu gembira! — Prabowo.” demikian isi pesan yang kini menjadi kenangan tak terlupakan bagi sang pemilik buku.
Pendidikan Karakter: Fondasi Masa Depan
Pesan tulisan tangan itu bukan satu-satunya motivasi yang diberikan Presiden. Saat meninjau ruang kelas, ia kembali menegaskan pentingnya pendidikan karakter.
“Harus belajar semuanya, belajar yang baik dan keras. Selalu ingat dan cintai orang tua, hormati guru, rajin sembahyang, rajin olahraga. Sopan dan ramah pada semua orang. Cinta Tanah Air, cinta Negara,” ujar Presiden Prabowo di hadapan para siswa.
Penekanan ini menunjukkan visi Presiden bahwa pendidikan sejati tidak hanya sebatas pencapaian akademis, tetapi juga pembentukan mental dan spiritual yang kuat.

Kedisiplinan, rasa hormat, dan cinta tanah air adalah nilai-nilai yang ia tanamkan sebagai bekal untuk masa depan.
Bagi Juniar Diah Afifah (16), salah satu siswi yang beruntung bertemu Presiden, momen itu terasa seperti mimpi.
“Aku kaget tidak percaya. Tapi aku senang banget ketemu Pak Presiden, soalnya baru pertama kali bertemu,” ungkap Diah.
Pengalaman ini tidak hanya menjadi kenangan indah, tetapi juga memicu semangat baru dalam dirinya untuk terus berjuang.
Memutus Mata Rantai Kemiskinan dengan Pendidikan
Dalam kunjungannya, Presiden juga mengungkapkan rasa bangga atas perkembangan program Sekolah Rakyat.
Ia menyoroti bagaimana sekolah-sekolah ini menjadi “kesempatan kedua” bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk meraih pendidikan yang layak.
“Sekolah Rakyat jadi (tempat bagi) anak-anak yang putus sekolah, bisa sekolah. Anak-anak yang tadinya mungkin merasa rendah diri karena orang tuanya sangat susah hidupnya, kita tarik keluar. Kita beri lingkungan yang sebaik-baiknya supaya mereka percaya diri dan dia dapat pendidikan terbaik yang bisa kita berikan,” tutur Presiden.
Fokus pemerintah dalam memastikan setiap anak terlepas dari latar belakang ekonominya, dapat mengakses pendidikan berkualitas, menjadi bukti nyata komitmen untuk memutus mata rantai kemiskinan.

Hingga saat ini, 100 Sekolah Rakyat telah beroperasi, dengan target peningkatan menjadi 165 lokasi pada akhir September ini, membuka pintu bagi ribuan mimpi baru.
Kunjungan Presiden Prabowo bukan hanya acara protokoler. Ini adalah sebuah pesan yang kuat tentang harapan, ketangguhan, dan pentingnya pendidikan sebagai jembatan menuju masa depan yang lebih cerah.
Di balik kesederhanaan pesan yang tertulis di buku siswa, terkandung harapan besar seorang pemimpin untuk generasi penerus bangsa. (YA)





