Properti Thailand Diterpa Krisis, Tapi Teknologi dan AI Jadi Penyelamat Baru

Perubahan minat pembeli, lonjakan teknologi, dan strategi baru investor membentuk wajah baru sektor properti Thailand

Bangkok, Thailand – Sektor properti di Thailand sedang menghadapi tantangan berat. Mulai dari gempa bumi yang mengguncang kepercayaan pembeli, hingga kondisi ekonomi global yang membuat pasar menjadi tidak pasti.

Namun di tengah situasi ini, muncul harapan baru lewat perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan (AI) yang perlahan-lahan mengubah arah industri properti.

Hal ini diungkapkan dalam sesi bertema “Make Money in Real Estate” di ajang Thailand Investment Forum 2025, yang digelar oleh media bisnis Krungthep Turakij, Thansettakij, dan Post Today.

Woradech Rukkhaphan, CEO VBeyond Development (perusahaan pengembang properti) mengatakan bahwa gempa bumi baru-baru ini membuat banyak orang takut membeli apartemen tinggi.

“Orang sekarang lebih memilih rumah atau bangunan rendah karena merasa lebih aman,” ujarnya dikutip dari The Nation.

Bangunan tinggi di atas 8 lantai mengalami penurunan penjualan yang signifikan. Namun, dibalik turunnya minat justru muncul peluang emas, karena banyak pengembang memberi diskon & promo besar untuk menarik pembeli.

AI Mulai Ambil Peran

Perusahaan seperti BAM (Bangkok Commercial Asset Management) juga ikut bergerak cepat. Mereka menangani properti-properti bermasalah yang gagal terjual oleh bank.

Dilansir dari The Nation, saat ini banyak perusahaan properti menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mencocokkan rumah atau gedung kosong, dengan orang-orang yang butuh tempat tinggal atau investor yang mencari aset murah.

Menariknya, beberapa gedung tua seperti bekas pabrik, kini diubah jadi pusat data (data center), tempat menyimpan informasi digital, yang banyak dibutuhkan perusahaan saat ini.

Kavin Eiamsakulrat dari perusahaan pengelola properti ALLY REIT menegaskan, di tahun 2025 ini berinvestasi di properti tidak bisa hanya duduk diam dan menunggu untung.

“Investor sekarang harus aktif, tidak bisa hanya beli lalu sewa saja. Gedung harus terus diperbaiki, dipromosikan, dan dibuat menarik agar orang mau datang atau menyewa,” jelasnya.

Menurut Kavin, lokasi properti juga penting. Tempat yang dekat dengan universitas, kawasan industri, atau fasilitas umum punya peluang besar untuk menghasilkan pendapatan sewa yang stabil.

Peluang Terbuka Bagi yang Mau Beradaptasi

Tren baru juga mulai terlihat. Anak muda, terutama dari China, Jepang, dan Filipina yang tinggal di Thailand, kini lebih memilih menyewa daripada membeli rumah.

Gaya hidup yang lebih fleksibel dan mobilitas tinggi membuat properti sewa makin laku keras. Meski pasar properti sedang tidak mudah, para pelaku industri sepakat bahwa teknologi membuka peluang baru.

Mereka yakin, dengan strategi yang tepat, properti tetap bisa menjadi aset yang menguntungkan dalam jangka panjang.

“Yang penting, investor dan pembeli sekarang harus lebih cerdas membaca situasi dan terbuka terhadap cara-cara baru dalam membeli atau mengelola properti,” pungkas para pembicara di Thailand Investment Forum 2025. (YA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *