Turki Makin Bergolak: Protes Masif Pasca Penahanan Wali Kota Istanbul

Erdogan Sebut Protes di Turki Sebagai 'Kejahatan' dan Mengkritik Partai Oposisi

Istanbul, TurkiTurki sedang diguncang oleh gelombang protes besar-besaran. Protes ini dipicu oleh penahanan Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu, yang merupakan tokoh oposisi utama Presiden Recep Tayyip Erdogan. Penahanan Imamoglu atas tuduhan korupsi yang dianggap bermotif politik oleh para pendukungnya, telah memicu ketegangan yang meluas di seluruh negeri.

Erdogan mengeluarkan pernyataan keras terkait protes tersebut, menyebut aksi demonstrasi yang meluas sebagai “kejahatan” dan menyalahkan partai oposisi utama, Partai Rakyat Republik (CHP), atas provokasi yang menyebabkan kerusuhan. Erdogan juga mengingatkan para politisi untuk berhenti “mengganggu ketenangan warga negara” dengan tindakan provokatif mereka.

Pemicu Protes

  • Penahanan Ekrem Imamoglu: Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu, yang sebelumnya memenangkan dua kali pemilihan sebagai pemimpin kota terbesar di Turki, kini terjebak dalam tuntutan korupsi. Ia mengklaim bahwa tuduhan tersebut bermotif politik, namun Erdogan membantahnya keras.
  • Gelombang Protes: Demonstrasi yang dimulai pada hari Rabu (19/3/2025) telah menahan lebih dari 1.100 orang dalam lima malam terakhir, dan situasi menunjukkan tidak ada tanda-tanda mereda. Ribuan orang turun ke jalan di Istanbul dan sejumlah kota besar lainnya untuk menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap penahanan Imamoglu.
  • Erdogan Menuduh Oposisi: Dalam konferensi pers di Ankara, Erdogan dengan tegas menyebut para pengunjuk rasa sebagai bagian dari “gerakan kekerasan” dan menuduh partai oposisi memprovokasi kerusuhan ini. “Mereka yang mengganggu ketenangan negara ini harus malu atas apa yang telah mereka lakukan,” ujar Erdogan.
  • Imamoglu dan Cita-cita Politiknya: Meskipun berada di balik jeruji besi, Imamoglu tetap menjadi kandidat kuat dari CHP untuk pemilihan presiden 2028. Penahanan ini tidak menghentikan langkahnya untuk maju dalam dunia politik, meskipun proses hukum terhadapnya masih berjalan.
  • Skala Unrest yang Meningkat: Protes ini dipandang sebagai yang terbesar sejak protes Gezi 2013, dengan aksi yang terjadi di lebih dari 55 provinsi Turki. Pemicunya adalah ketidakpuasan terhadap pemerintah yang semakin menguatkan kekuasaannya di tengah tuduhan penyalahgunaan kekuasaan.

Apa yang akan terjadi selanjutnya? Protes ini jelas bukan hanya sekadar reaksi terhadap penahanan satu orang, melainkan simbol ketegangan politik yang semakin memanas antara Erdogan dan oposisi. Situasi ini memberikan gambaran tentang ketegangan dalam persiapan menuju pemilu yang akan datang dan kemungkinan dampaknya terhadap stabilitas politik Turki.

Bagi sebagian warga Turki, ini adalah saat yang penuh harapan untuk perubahan. Namun, bagi yang lain, ini adalah ujian kesabaran terhadap penguasa yang sudah lebih dari dua dekade berkuasa. Kini, mata dunia tertuju pada Turki, menunggu apakah negara ini akan bergerak menuju pemilu yang lebih bebas atau justru semakin terperosok dalam ketidakpastian politik yang lebih dalam.(YA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *