Indonesia Akan Menjadi Pusat Produksi Tembakau Bebas Asap Terbesar di Asia Pasifik

PMI Alokasikan 98% Anggaran Riset & Pengembangan Global Untuk Produk Bebas Asap

JakartaCEO Philip Morris International (PMI), Jacek Olczak, menegaskan komitmen perusahaannya untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi dan ekspor produk tembakau inovatif bebas asap di kawasan Asia Pasifik.

Melalui PT HM Sampoerna Tbk, PMI terus berinvestasi besar untuk mendukung transformasi industri tembakau di Indonesia, menuju produk yang lebih modern dan berkelanjutan. Dalam wawancara media di Jakarta, Selasa 17 Maret 2025, Olczak menyatakan bahwa Indonesia memainkan peran kunci dalam transformasi global PMI.

Hal ini terlihat dari investasi lebih dari US$ 6,4 miliar atau sekitar Rp 105,95 triliun selama dua dekade terakhir, termasuk tambahan US$ 330 juta dalam paket investasi terbaru. Dana tersebut dialokasikan untuk mempercepat produksi dan ekspor produk tembakau inovatif bebas asap ke berbagai negara di Asia Pasifik.

Teknologi Bebas Asap

Sebagai bagian dari transformasi, PMI telah mengalokasikan lebih dari 98% anggaran riset dan pengembangan (R&D) globalnya untuk produk bebas asap. Secara keseluruhan, perusahaan telah menginvestasikan lebih dari US$ 14 miliar untuk mengembangkan, membuktikan secara ilmiah, dan mengomersialkan produk bebas asap yang ditujukan bagi perokok dewasa yang tetap ingin menggunakan produk tembakau atau nikotin alternatif.

Salah satu inovasi utama PMI adalah teknologi pemanasan tembakau, yang dinilai sebagai alternatif lebih baik dibandingkan rokok konvensional. Produk tembakau bebas asap ini tidak menghasilkan asap, melainkan uap (aerosol) yang diklaim tidak bersifat karsinogenik dan lebih ramah terhadap kualitas udara.

Teknologi ini mengurangi dampak kesehatan dibandingkan rokok konvensional dan merupakan bagian dari visi PMI untuk menciptakan masa depan tanpa asap.

“Investasi kami menghadirkan teknologi canggih ke Indonesia, tidak hanya untuk melayani pasar domestik tetapi juga menjadikan Indonesia sebagai hub untuk ekspor ke berbagai negara,” ungkap Olczak.

Salah satu aspek utama keberlanjutan yang menjadi fokus PMI adalah pengurangan jejak karbon dalam operasionalnya.

Selain aspek lingkungan, keberlanjutan juga mencakup kesejahteraan petani tembakau dan cengkih sebagai bagian dari rantai pasok industri. Sampoerna, melalui jaringan pemasoknya, bekerja sama dengan lebih dari 22.000 petani serta mendukung lebih dari 347.000 UMKM dalam ekosistem bisnis mereka. (Ep)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *