US$ 31 Triliun Raib ke Belanda, Prabowo Bongkar Fakta Mengejutkan!

Riset Ekonomi Menunjukkan Kolonialisme Mengalirkan Kekayaan Negara Jajahan ke Eropa Selama Ratusan Tahun

Jakarta – Pameran senjata dan teknologi pertahanan berubah menjadi momen reflektif nasional.

Di panggung megah Indo Defence Expo & Forum 2025, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto menyampaikan pernyataan yang mengejutkan sekaligus menggugah.

Dalam pidatonya presiden Prabowo menuturkan, “Belanda diperkirakan telah mengambil kekayaan Indonesia senilai US$ 31 Triliun selama masa penjajahan. Selama dijajah, kekayaan bangsa ini diambil. Rakyat kita, budaya, dan politik kita dihancurkan, dan kita dijadikan milik bangsa lain.”

Bukan sekadar angka kosong, data ini disebut berasal dari riset Ekonom Global Thomas Piketty dan Utsa Patnaik, yang menunjukkan bagaimana kolonialisme mengalirkan kekayaan negara-negara jajahan ke Eropa selama ratusan tahun.

Menurut Presiden Prabowo, nilai kekayaan yang diambil Belanda, bila dikonversi ke nilai saat ini, mencapai 18 kali lipat PDB Indonesia saat ini atau setara dengan 140 tahun anggaran negara (APBN).

Sebagai perbandingan, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun 2024 tercatat sebesar US$ 1,42 Triliun, menurut data dari World Bank.

US$ 31 triliun bukan hanya angka besar. Ini menggambarkan potensi ekonomi yang hilang dari bangsa Indonesia akibat kolonialisme.

Foto : Dok. Setpres

Prabowo menegaskan bahwa dengan kekayaan sebesar itu, Indonesia bisa:

  • Membangun ribuan rumah sakit dan sekolah bertaraf internasional,
  • Mengembangkan industri pertahanan dan energi dalam negeri,
  • Menjadi salah satu ekonomi terbesar dunia lebih cepat.

Belanda bahkan sempat menjadi negara dengan PDB per kapita tertinggi di dunia, karena menguras kekayaan kita,” tambah Presiden Prabowo.

Penelitian yang Menegaskan

Menurut Utsa Patnaik, Ekonom dari Jawaharlal Nehru University, Inggris mengambil sekitar US$ 45 Triliun dari India selama penjajahan. Data ini membuka mata dunia tentang skala besar eksploitasi kolonial.

Sementara itu, Sejarawan Batavia Institute, Indra Lesmana menyebut bahwa untuk Indonesia, angka US$ 31 Triliun sangat masuk akal jika melihat skala rempah, emas, dan hasil bumi yang diekspor paksa ke Eropa sejak abad ke-17.

“Kita selama ini hanya bicara dalam konteks moral sejarah. Kini ada angka ekonomi yang sangat jelas. Ini menjadi dasar pemulihan dan pembangunan ke depan,” ujar Indra.

Belajar dari Sejarah, Bukan Meratapinya

Alih-alih terjebak dalam nostalgia luka kolonial, Prabowo mengajak bangsa untuk melihat ke depan. Ia mengingatkan bahwa Indonesia punya potensi luar biasa jika mampu mengelola kekayaan sendiri.

“Banyak lembaga ekonomi dunia memprediksi bahwa dalam waktu yang tidak lama lagi, ekonomi Indonesia bisa masuk ke jajaran enam besar bahkan lima besar dunia,” ujarnya.

Prediksi ini selaras dengan laporan PwC dan McKinsey, yang menempatkan Indonesia sebagai calon kekuatan ekonomi global di tahun 2045, bersama China, India, dan Amerika Serikat.(VT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *