HONG KONG — Saham-saham di Eropa dan Asia turun tajam pada Jumat (3/4/2025), sementara investor menghitung potensi biaya dari kebijakan tarif terbaru yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Untuk indeks S&P 500 turun 0,8%, sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 1%. Untuk Semua sektor, dari minyak mentah hingga saham-saham Big Tech dan nilai dolar AS terhadap mata uang lainnya, mengalami penurunan.
Bahkan emas yang biasanya menjadi tempat aman, juga turun setelah Trump mengumumkan kebijakan tarif “Hari Pembebasan”, yang menurut para ekonom berisiko menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang melambat dan inflasi yang lebih tinggi.
Penurunan di Semua Sektor
- Harga minyak mentah AS turun $2,70 menjadi $64,25 per barel, setelah produsen minyak besar mengumumkan peningkatan produksi. Minyak Brent turun $2,63 menjadi $67,51 per barel.
- Indeks DAX Jerman turun 2%, CAC 40 Paris turun 1,6%, dan FTSE 100 Inggris turun 1,7%.
- Pasar di Shanghai, Taiwan, Hong Kong, dan Indonesia tutup karena liburan, membatasi penurunan di Asia.
- Dolar AS menguat terhadap Yen Jepang menjadi 146,46 yen, sementara Euro sedikit melemah.
- UBS memperkirakan tarif ini dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi AS hingga 2% tahun ini, dan meningkatkan inflasi hingga 5%.
- Suku bunga Treasury AS turun, mencerminkan kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi AS.
- The Federal Reserve mungkin akan memangkas suku bunga untuk mendukung ekonomi, namun hal ini dapat meningkatkan inflasi, yang sudah menjadi kekhawatiran dengan adanya tarif baru.
Sementara itu jumlah pekerja DI Amerika Serikat yang mengajukan tunjangan pengangguran lebih sedikit dari yang diperkirakan, namun aktivitas bisnis di sektor transportasi dan layanan tumbuh lebih lambat dari perkiraan.
Trump sebelumnya mengatakan bahwa tarif bisa menyebabkan “gangguan kecil” pada ekonomi dan pasar. Pada hari Kamis dia meremehkan dampak tersebut, dan mengatakan bahwa pasar serta ekonomi Amerika Serikat akan berkembang pesat.
Banyak investor yang sudah memperkirakan pengumuman tarif Trump, dan kekhawatiran seputar hal ini telah membuat indeks S&P 500 turun 10% dari puncak tertingginya. Beberapa analis percaya bahwa tarif mungkin hanya digunakan Trump sebagai alat negosiasi, bukan kebijakan jangka panjang. Namun, Trump menegaskan bahwa tarif ini adalah cara untuk mengembalikan pekerjaan pabrik ke Amerika, yang diperkirakan akan memakan waktu bertahun-tahun.(YA)
Baca juga :