Dari Istana Hingga DPR RI: Awas Demo Ojol Serentak, Hindari Titik Panas Ini!

Demo Akbar Aksi 205, Cek Peta Lokasi Demo!

Jakarta – Pada Selasa 20 Mei 2025, Indonesia akan menyaksikan salah satu aksi unjuk rasa besar dalam sejarah transportasi daring. Dari data Kemenhub 2023, jumlah ojol di Indonesia mencapai 4,2 juta pengemudi.

Berdasarkan informasi Asosiasi Ojek Online (ojol) yang tergabung dalam Garda Indonesia, sebanyak 500 ribu pengemudi ojek dan taksi online, baik roda dua maupun roda empat, akan menghentikan layanan secara nasional.

Mereka akan melakukan Aksi Akbar 205, sebuah gerakan protes terhadap dugaan pelanggaran regulasi oleh perusahaan aplikator transportasi daring.

Lokasi Aksi dan Kota yang Terimbas

Menurut keterangan resmi Ketua Umum Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, aksi ini akan dipusatkan di Jakarta, namun efeknya menjalar ke seluruh Indonesia.

  • Jakarta (pusat aksi): Istana Negara, Kementerian Perhubungan, dan DPR RI
  • Kota Besar Lain :
    • Medan
    • Palembang
    • Bandung
    • Semarang
    • Surakarta
    • Surabaya
    • Balikpapan
    • Makassar
    • Manado
    • Ambon

Ratusan ribu pengemudi akan memadati pusat kota, sedangkan sisanya melakukan aksi offbid atau mematikan aplikasi secara massal.

“Kami mohon maaf kepada masyarakat, terutama di Jabodetabek, karena Jakarta akan ‘diserbu’ para pengemudi sebagai bentuk reuni aspirasi nasional,” ujar Igun melalui pernyataan tertulis yang diterima Newslink Indonesia.

Dampak ke Layanan Aplikasi & Masyarakat

  • Aksi lapangan dimulai pukul 13.00 WIB sampai selesai
  • Offbid berlangsung dari pukul 00.00 – 23.59 WIB (seharian penuh)
  • Hindari kawasan Istana Merdeka, Kemenhub, dan Gedung DPR pada pukul 13.00 WIB hingga malam
  • Persiapkan alternatif transportasi dari malam hari (offbid dimulai pukul 00.00 WIB)
  • Cermati perkembangan lalu lintas melalui informasi real-time (Google Maps/Waze)
  • Pahami aksi ini sebagai upaya perbaikan sistem transportasi daring

Berdasarkan data LSI pada 2024, prosentase ketergantungan masyarakat terhadap ojol di Jabodetabek lebih dari 60%.

Pengguna layanan ojek online diimbau untuk mencari alternatif transportasi, terutama di kota-kota besar. Layanan aplikasi seperti GoJek, Grab, dan InDrive diprediksi akan mati total di beberapa titik krusial.

Apa yang Dituntut Pengemudi ?

Aksi ini digelar sebagai bentuk kekecewaan pengemudi atas pelanggaran Kepmenhub KP No. 1001 Tahun 2022, yang mengatur batas maksimal potongan biaya aplikasi sebesar 20%.

Faktanya, aplikator diduga menarik potongan hingga 50% dari hasil kerja pengemudi. Berdasarkan data internal Garda, estimasi ptongan oleh aplikator berkisar antara 30–50%.

Tuntutan utama:

  1. Potongan maksimal biaya aplikasi hanya 10%
  2. Revisi tarif, termasuk penghapusan sistem “aceng”, slot, double order, dan fitur hemat
  3. Adanya payung hukum dan perlindungan formal bagi pengemudi daring
  4. Evaluasi total terhadap aplikator yang melanggar regulasi

“Sudah tiga tahun kami bersabar. Aksi damai sebelumnya diremehkan. Sekarang saatnya kami bersuara lebih tegas,” tegas Igun.

Aliansi Yang Terlibat

Beberapa komunitas dan organisasi yang akan ikut turun ke jalan di antaranya:

  • APOB (Aliansi Pengemudi Online Bersatu)
  • GOGRABBER
  • TEKAB
  • SAKOI
  • GEPPAK (Gerakan Putra Putri Asli Kalimantan)

Gabungan kekuatan komunitas ini menunjukkan konsolidasi kuat di akar rumput, menandai bahwa isu ketidak-adilan bagi pengemudi daring bukan lagi kasus lokal, tetapi fenomena nasional.

Aksi 205 menjadi penanda penting dalam dinamika ekonomi digital Indonesia.

Ketika jutaan pengemudi online merasa terjepit oleh kebijakan sepihak aplikator dan lambannya respons pemerintah, maka jalan raya menjadi tempat terakhir mereka menggugat keadilan.

Apakah aksi ini akan jadi momentum perubahan, atau hanya gaung sementara yang kembali diabaikan ? (VT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *