Gagal Perundingan Damai, Drone Rusia Hantam Ukraina

Serangan Maut di Bilopillia Hanya Beberapa Jam Setelah Perundingan Damai Pertama

Bilopillia, Ukraina – Kota Bilopillia, yang berjarak sekitar 10 kilometer dari perbatasan Rusia, kini diliputi duka. Sembilan orang tewas dan tujuh lainnya terluka, tiga diantaranya dalam kondisi kritis, akibat serangan drone Rusia di Timur laut Ukraina, Sabtu dini hari.

Serangan itu terjadi hanya beberapa jam setelah Moskow dan Kyiv menggelar pembicaraan damai langsung pertama mereka, yang berakhir tanpa kesepakatan gencatan senjata.

Otoritas lokal menetapkan hari berkabung mulai Sabtu (17/05/25) hingga Senin (19/05/25). Kepala komunitas setempat, Yurii Zarko, menyebut hari itu sebagai “Sabtu Hitam”.

Menurut Gubernur Oleh Hryhorov dan Polisi Nasional Ukraina, sebagian besar korban adalah perempuan lanjut usia yang sedang dievakuasi dengan bus saat serangan terjadi.

Seperti dilansir AP News, Jenazah korban masih diidentifikasi, dan para korban luka telah dibawa ke rumah sakit di Ibukota Regional, Sumy.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengecam keras serangan ini dan menyebutnya sebagai “pembunuhan sipil yang disengaja.”

Dalam pernyataan di Telegram, ia menegaskan bahwa “mustahil bagi Rusia untuk tidak tahu kendaraan apa yang mereka serang.”

Zelenskyy juga menyesalkan gagalnya perundingan damai yang digelar di Istanbul pada Jumat, seraya menyebut bahwa Ukraina sejak awal telah menawarkan gencatan senjata penuh dan tanpa syarat.

“Tapi Rusia hanya mempertahankan kemampuan untuk terus membunuh,” tegasnya.

Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy ikut mengutuk serangan itu.

“Jika Putin serius ingin berdamai, Rusia harus menyetujui gencatan senjata total dan segera, seperti yang telah dilakukan Ukraina,” tulisnya di X (Twitter).

Harapan Damai yang Pupus

Pertemuan antara delegasi Rusia dan Ukraina di Istanbul yang berlangsung kurang dari dua jam itu, sempat memunculkan secercah harapan.

Namun harapan itu langsung sirna setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menolak tawaran Zelenskyy untuk bertemu langsung di Turki.

Ini terjadi hanya beberapa hari setelah Putin sendiri mengusulkan negosiasi “tanpa prasyarat” di Istanbul.

Meskipun kedua pihak menyepakati pertukaran 1.000 tawanan perang, perbedaan besar masih menganga dalam syarat-syarat utama penghentian perang.

Dilansir dari AP News, Ukraina dan sekutu Baratnya menuntut gencatan senjata sebagai langkah awal, sementara Kremlin tetap menolaknya.

Delegasi Ukraina yang dipimpin Menteri Pertahanan Rustem Umerov menyebut bahwa mereka juga mengusulkan pertemuan kepala negara.

Rusia, lewat delegasi yang dipimpin Penasihat Putin, Vladimir Medinsky menyatakan akan mempertimbangkan usulan tersebut.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan Putin mungkin akan bertemu Zelenskyy jika pertukaran tahanan berjalan lancar dan ada kesepakatan lanjutan yang dicapai, seperti dikutip AP News.

Namun hingga kini, Moskow belum menetapkan tenggat waktu atau rincian syarat pertemuan tersebut.

Eskalasi Perang dan Ketegangan Baru

Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah menyerang lokasi militer di wilayah Sumy, namun tidak menyebutkan serangan di Bilopillia.

Sementara itu, menurut lembaga kajian berbasis di Washington, Institute for the Study of War, pasukan Ukraina terus bergerak maju ke wilayah Rusia di perbatasan Kursk.

Dalam 24 jam terakhir, serangan udara, drone, dan artileri Rusia juga dilaporkan menewaskan sedikitnya lima warga sipil di Donetsk, Kharkiv, dan Kherson.

Angkatan udara Ukraina melaporkan bahwa Rusia meluncurkan 62 drone semalam, 36 di antaranya berhasil dijatuhkan, dan enam lainnya menyimpang dari jalur kemungkinan akibat gangguan elektronik.

Dukungan Eropa dan Seruan Sanksi

Di Tirana, Albania, Zelenskyy bertemu dengan 47 pemimpin negara Eropa untuk membahas isu keamanan dan demokrasi, termasuk :

Foto : Dok. AP News
  • Presiden Prancis Emmanuel Macron
  • Kanselir Jerman Friedrich Merz
  • PM Inggris Keir Starmer
  • PM Polandia Donald Tusk

“Tekanan terhadap Rusia harus terus ditingkatkan hingga Rusia benar-benar siap mengakhiri perang,” tegas Zelenskyy kepada media Moscow.

Macron mengkritik keras Putin yang dinilainya sinis dan mengabaikan usulan gencatan senjata dari Barat.

Ia menegaskan kembali kesiapan koalisi negara-negara Eropa untuk memberikan jaminan keamanan kepada Ukraina, dan menekan Rusia secara maksimal.

“Saya yakin, bahkan Presiden Trump pun akan mendukung hal ini demi kredibilitas Amerika Serikat,” ucap Macron kepada AP News. (YA)

Baca juga : 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *