Elon Musk kembali mencuri perhatian, kali ini di panggung Konferensi Aksi Politik Konservatif (CPAC) dengan membawa gergaji mesin bertuliskan “Viva la Libertad, Carajo!” yang diberikan oleh Presiden Argentina, Javier Milei. Dengan penuh semangat, Musk mengayunkannya ke udara dan meneriakkan, “Ini adalah gergaji untuk birokrasi!”
Sebagai kepala “Departemen Efisiensi Pemerintah” yang dibentuk oleh Presiden Donald Trump, Musk menjadi tokoh sentral dalam upaya memangkas anggaran, membubarkan lembaga, dan merumahkan pegawai negeri dalam jumlah besar. Namun, di luar Washington, kebijakan ini mulai menuai reaksi keras.
Di Roswell, Georgia, seorang anggota DPR dari Partai Republik, Rich McCormick, menghadapi kemarahan konstituennya dalam pertemuan publik. “Kongres mengontrol anggaran, bukan presiden,” seru seorang warga yang menentang pemangkasan dana program sosial seperti jaminan pensiun dan pinjaman mahasiswa bersubsidi.
Survei Pew Research menunjukkan bahwa 54% warga AS memiliki pandangan negatif terhadap Musk, sementara survei Reuters-Ipsos mengungkap bahwa mayoritas rakyat Amerika khawatir pemangkasan anggaran akan berdampak pada layanan vital. Bahkan, lebih dari setengah responden CNN menilai Trump telah melampaui batas dalam menggunakan kekuasaannya.
Di tengah kontroversi, beberapa senator Republik mulai mempertanyakan pendekatan Musk. Senator Katie Britt dari Alabama menyerukan pemotongan anggaran yang lebih “terarah,” sementara Lisa Murkowski dari Alaska menyebut kebijakan ini menciptakan “kebingungan dan trauma.” Bahkan, beberapa PHK telah dibatalkan, termasuk di sektor keamanan nuklir dan pengendalian wabah flu burung.
Meskipun Musk berjanji akan memperbaiki kesalahan, kritik terus mengalir. Sejarah politik menunjukkan bahwa pemilih jarang melupakan kebijakan yang merugikan mereka dan “gergaji Doge” Musk bisa saja berubah dari simbol reformasi menjadi bumerang politik.(YA)