Jakarta – Pemerintah Indonesia tengah membuka pintu baru dalam hubungan ekonomi dengan Rusia, melalui rencana strategis pembukaan rute penerbangan langsung Jakarta–Moscow.
Tak sekadar soal konektivitas udara, kebijakan ini disebut sebagai bagian dari manuver besar-besaran memperkuat kolaborasi dua negara yang telah bersahabat selama 66 tahun.
Langkah ini muncul di tengah menguatnya minat investor Rusia untuk masuk ke Indonesia, terutama di sektor pertambangan, energi, dan teknologi strategis.
Rute penerbangan ini ditargetkan menjadi jalur penting untuk mendukung arus bisnis lintas negara, melengkapi penerbangan Moscow–Denpasar yang selama ini lebih banyak mengangkut wisatawan.

Rencana itu mulai dibahas sejak kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Rusia, saat masih menjabat Menteri Pertahanan. Saat ini, proses finalisasi dilakukan melalui komunikasi aktif antara pemerintah Indonesia dan Wakil Perdana Menteri Pertama Rusia Denis Manturov. Namun, belum ada kepastian soal waktu operasional rute baru ini.
Sementara itu, Forum Bisnis Rusia-Indonesia yang digelar di Hotel Raffles, Jakarta senin (14/4/2025) , menjadi saksi dari geliat baru hubungan dagang kedua negara.
Sebanyak 30 perusahaan Rusia hadir langsung, didampingi oleh ratusan delegasi dan lebih dari 500 perusahaan lintas sektor, mulai dari logistik, pertanian, hingga teknologi kota pintar (Smart City).
“Ini adalah salah satu forum dagang terbesar yang pernah digelar antara Rusia dan Indonesia,” ujar Wakil Menteri Perdagangan Rusia, Alexey Gruzdev, seraya menekankan bahwa seluruh perusahaan membawa identitas “Made in Russia” sebagai simbol komitmen.
Pemerintah Indonesia sendiri membuka lebar peluang investasi dengan nilai kebutuhan hingga US$ 800 miliar atau sekitar Rp 13.453 triliun, demi mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% hingga 2029.
Sasaran utama pemerintah saat ini berada di sektor hilirisasi komoditas strategis, seperti nikel, tembaga, bauksit, dan kelapa sawit, untuk meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri.
Rusia juga diharapkan ambil bagian melalui investasi jangka panjang di BPI Danantara, termasuk dalam pengembangan reaktor modular kecil, keamanan siber, hingga pendidikan dan pariwisata.
Tak hanya itu, Rusia juga menawarkan kolaborasi teknologi tinggi dalam sistem pengelolaan kota pintar dan rumah pintar, solusi digital sektor pertanian dan rumah sakit, serta pengolahan data lintas sektor ekonomi.
Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, menyebut Rusia sangat tertarik pada sektor aluminium dan energi, menyebutnya sebagai investasi “sangat strategis”.
Ia juga menyoroti pentingnya investasi dalam bentuk beasiswa pendidikan, sebagai bagian dari hubungan jangka panjang dua negara.
Kerja sama pertahanan, perdagangan, dan budaya turut menjadi bagian dari kesepakatan besar yang kini sedang dibangun.
Dari pertukaran prajurit, latihan militer bersama seperti ORRUDA 2024 dan West-2025, hingga pertukaran pelajar serta kerja sama iklim dan keamanan global—Indonesia dan Rusia tampaknya tengah memperkuat fondasi kemitraan komprehensif yang akan bertahan untuk puluhan tahun ke depan.
“Hari ini baru langkah awal,” tegas Gruzdev. Tapi dari antusiasme yang terlihat di forum, langkah ini mungkin menjadi awal dari era baru hubungan ekonomi Indonesia–Rusia. (YA)
Baca juga : Perkuat Hubungan Pertahanan, Indonesia dan Rusia Gelar Pembicaraan Strategis di Jakarta