Sao Paulo, Brasil – LDU Quito mencatatkan babak bersejarah di ajang Copa Libertadores setelah menundukkan raksasa Brasil, Sao Paulo, dengan skor tipis 0-1 di Stadion Morumbi.
Kemenangan ini memastikan kelolosan tim Ekuador itu ke babak semifinal dengan agregat telak 3-0, mengakhiri penantian panjang selama 17 tahun.
Bintang sesungguhnya dalam laga itu bukanlah pencetak gol, melainkan sang Kiper, Gonzalo Valle, yang menjadi tembok tak terpecahkan di tengah tekanan Morumbi yang memanas.
Tembok Tak Tergoyahkan
Sejak awal laga, di leg kedua perempat final ini, Sao Paulo yang diasuh Hernan Crespo langsung mengambil inisiatif.
Mereka datang dengan misi mendesak untuk membalikkan defisit 2-0 yang diderita pada leg pertama, di mana gol dari Bryan Ramirez dan Michael Estrada ketika bertandang ke Quito membuat Sao Paulo berada di ujung tanduk.
- Tim tamu asuhan Tiago Nunes menerapkan strategi yang disiplin, yaitu bertahan dengan solid dan menyerang melalui skema balik cepat.
- Meskipun tekanan dari tribun penuh pendukung Tricolor paulista sangat besar, Kiper Quito, Gonzalo Valle menunjukkan performa yang luar biasa, melakukan 11 penyelamatan krusial sepanjang pertandingan. Ia adalah pahlawan senyap yang menjaga asa LDU tetap hidup.
- Pukulan bagi tim Brasil datang pada menit ke-41. Jeison Medina memanfaatkan serangan balik cepat dan berhasil melewati kawalan Alan Franco. Medina langsung melepaskan tembakan mendatar yang membungkam Morumbi, dan secara virtual mengunci kemenangan agregat.
Penantian 17 Tahun & Tantangan Berat
Sao Paulo yang membutuhkan setidaknya tiga gol untuk bertahan, mengerahkan segalanya di babak kedua.
Mereka menguasai bola, namun pertahanan LDU Quito yang terorganisir dengan baik, ditambah penampilan Valle yang semakin menggila, membuat frustrasi para penyerang Brasil.
- Peluang Dianulir: Striker andalan Sao Paulo, Luciano, sempat mencetak gol namun dianulir wasit karena offside.
- Insiden di Kotak Penalti: Dalam sebuah kemelut, Valle bahkan sempat berbenturan dengan striker Brasil, namun tetap fokus dan tenang, menggagalkan peluang emas tuan rumah.

Sepanjang babak kedua, tim dari Paulista itu kekurangan ide dan terus mengulang pola serangan yang mudah dibaca.
LDU Quito tetap tenang, menutup ruang, dan mempertahankan keunggulan 1-0 yang memastikan mereka lolos dengan agregat 3-0.
Kelolosan ini bukan hanya sekadar kemenangan, melainkan tonggak sejarah bagi LDU Quito dan sepakbola Ekuador.
Mereka mengakhiri penantian 17 tahun, untuk kembali menapaki babak semifinal turnamen terbesar Amerika Selatan, Copa Libertadores.
Gonzalo Valle, dengan penampilan “tembok kokohnya” telah membuktikan bahwa soliditas pertahanan, ketenangan, dan rencana permainan yang disiplin, dapat mengalahkan tekanan dan dominasi penguasaan bola.
Lawan Berikutnya bagi LDU adalah Palmeiras, tim kuat Brasil yang berhasil menyingkirkan River Plate di perempat final.
Dengan tiket semifinal di tangan dan tembok hidup di bawah mistar gawang, LDU Quito telah menunjukkan bahwa mereka adalah tim yang berhak bermimpi melangkah lebih jauh, meskipun menghadapi favorit seperti Palmeiras. (*)
Baca juga :





