Longsor Tambang Gunung Kuda: 14 Tewas, Pencarian 8 Korban Masih Berlangsung

Ratusan Personel Gabungan Diturunkan, TNI, Polri, Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta PMI

Cirebon – Musibah longsor melanda kawasan pertambangan rakyat di Gunung Kuda, Cipanas, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Peristiwa memilukan ini menyebabkan puluhan penambang tertimbun material longsor. Hingga Sabtu, 31 Mei 2025, sebanyak 14 orang dilaporkan meninggal dunia, sementara delapan orang lainnya masih dalam proses pencarian.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Cirebon, serta unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) setempat menyampaikan belasungkawa mendalam atas tragedi ini.

Proses pencarian menghadapi tantangan besar di lapangan, terutama karena adanya longsor susulan yang mengancam keselamatan tim penyelamat.

Upaya evakuasi terus dilakukan tanpa henti oleh tim gabungan dari berbagai instansi. Lokasi tambang yang sempit dan curam, serta kondisi tanah yang labil, menambah kompleksitas operasi evakuasi.

Untuk mempercepat pencarian, alat berat seperti ekskavator dikerahkan guna mengangkat material longsoran yang menimbun areal tambang galian C.

Sebanyak 400 personel gabungan diturunkan, terdiri dari unsur TNI, Polri, Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta Palang Merah Indonesia (PMI). Mereka bekerja siang dan malam untuk menemukan korban yang masih tertimbun.

Tambang Gunung Kuda diketahui merupakan salah satu tambang rakyat yang aktif di wilayah Cirebon. Namun, banyak pihak menyoroti minimnya pengawasan dan lemahnya standar keselamatan kerja di lokasi tersebut.

Tragedi ini kembali menegaskan perlunya penataan sektor pertambangan rakyat dan evaluasi menyeluruh terhadap izin dan aktivitas pertambangan ilegal yang masih marak di berbagai daerah.

Selain itu, perlindungan terhadap para pekerja tambang menjadi sorotan utama.

Pemerintah didesak untuk memperkuat regulasi serta menyediakan jalur legal dan aman bagi masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari sektor tambang rakyat.

Tragedi ini bukan hanya meninggalkan duka bagi keluarga korban, tetapi juga menjadi peringatan keras akan risiko nyata yang dihadapi para penambang setiap harinya. (An)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *