Inggris – Dalam dunia sepak bola modern di mana citra visual punya makna besar, unggahan terbaru Marcus Rashford di media sosial terasa lebih dari sekadar dokumentasi perjalanan. Dalam foto yang diambil di dalam jet pribadi, Rashford terlihat bersama dua saudaranya, Dane dan Dwaine, sedang bermain kartu dalam penerbangan menuju Barcelona. Sebuah kartu tampak disengaja ditampilkan: ace of hearts simbol cinta, keberuntungan, dan mungkin, perpisahan yang emosional.
Itulah cara Rashford “berkata selamat tinggal” kepada Manchester United klub yang ia bela sejak usia tujuh tahun, yang membesarkannya dari akademi, dan memberinya 138 gol serta 384 penampilan.
Namun, yang mengganjal bukanlah soal kepergian semata, melainkan mengapa dan bagaimana Rashford bisa sampai pada titik ini.
“Ada banyak hal yang terjadi di balik layar yang tidak kita ketahui,” kata mantan bek MU, Rio Ferdinand, di kanal YouTube miliknya. “Marcus bukan tipe yang suka bicara ke media, jadi kita harus menghormatinya. Tapi suatu saat, kebenaran pasti akan terungkap.” (Sumber: Rio Ferdinand Presents FIVE, YouTube)

Rashford dan MU: Hubungan yang Retak Tak Terperbaiki?
Sumber internal klub menyebut bahwa hubungannya dengan manajer Ruben Amorim dan manajemen MU sudah rusak sejak insiden kontroversial pada Januari 2024, saat Rashford memperpanjang liburan ke Belfast tanpa izin dan kedapatan dugem dua malam berturut-turut. Disiplin pun menjadi pertanyaan. Meski ia mencetak gol di laga debut Amorim melawan Ipswich, sang manajer Portugal menilai sikap Rashford tidak sesuai dengan arah tim.
“Dalam beberapa bulan, kami tahu ini tidak bisa diperbaiki. Tapi kami tetap berharap yang terbaik untuk Marcus,” ujar seorang sumber internal MU yang tidak disebutkan namanya.
Dengan gaji £325.000 per pekan dan performa yang menurun dalam beberapa musim terakhir, kepergian Rashford dinilai menguntungkan kedua belah pihak. MU bisa memangkas beban gaji dan fokus membangun tim baru, sementara Rashford mendapat peluang memulai kembali di level yang lebih tinggi.
Barcelona: Harapan Terakhir atau Awal Baru?
Barcelona mendapatkan Rashford dengan skema pinjaman plus opsi beli senilai €35 juta—tanpa kewajiban pembelian. Mengingat mereka gagal merekrut Nico Williams, kehadiran Rashford di lini depan akan menjadi tambahan opsi bagi Hansi Flick yang hanya punya Lewandowski, Yamal, Raphinha, dan Ferran Torres.
Rashford, dalam wawancara dengan influencer Spanyol Javi Ruiz, sempat memberi isyarat:
“Setiap pemain ingin bermain dengan yang terbaik. Semoga… Kita lihat nanti.” (Sumber: Kanal YouTube Javi Ruiz, Juni 2025)
Motivasi seharusnya bukan masalah — bermain bersama Robert Lewandowski dan Lamine Yamal, pemain muda paling bersinar di Eropa saat ini, adalah mimpi banyak pemain. Tapi jika Rashford tetap gagal tampil konsisten, maka pertanyaan serius akan muncul: apakah kariernya bisa kembali bangkit?
Selamat Tinggal yang Penuh Luka
Meski kepergiannya tampak tenang, suasana di Old Trafford justru terasa sendu. Rashford adalah pencetak gol terbanyak ke-15 sepanjang masa MU dan pemain dengan penampilan terbanyak ke-23. Jika bertahan, ia berpotensi menembus top 10 dan meraih status legenda sejati.
Kini, status itu menggantung.
“Kepergian ini menyedihkan, bukan hanya bagi fans, tapi bagi warisan akademi itu sendiri,” tulis kolumnis sepak bola BBC, Simon Stone, dalam analisanya.
Dari sebuah kartu ace of hearts di udara hingga kenyataan penuh misteri di darat, perpisahan Rashford dengan Manchester United menjadi salah satu saga paling emosional dan penuh teka-teki musim ini. (VT)





