Menko Zulhas: Sertifikasi Halal Rumit, Hampir Seluruh Dunia Komplain

Masalah Utamanya Pada Birokrasi Yang Membelit di Balik Proses Penerbitannya

JakartaMenteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Menteri Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), menyampaikan keprihatinannya atas rumitnya proses sertifikasi halal di Indonesia.

Di tengah komitmen pemerintah menumbuhkan industri halal nasional, Zulhas menilai prosedur yang berbelit menjadi penghambat besar bagi aktivitas perdagangan.

Zulhas mengungkapkan, keluhan terkait sertifikasi halal datang dari berbagai negara. Bukan hanya negara-negara di Asia atau Timur Tengah, bahkan Amerika Serikat juga ikut memprotes kerumitan birokrasi halal Indonesia.

“Saya dua tahun jadi Menteri Perdagangan, hampir seluruh dunia komplain. Indonesia keluar sertifikat halal itu menjadi hambatan. Termasuk kemarin terakhir komplain dari Amerika Serikat, terkait sertifikat halal,” kata Menko Zulhas di Jakarta, dikutip Kamis (29/05/25).

Lebih lanjut, Zulhas menekankan bahwa masalah utamanya bukan terletak pada sertifikat halal itu sendiri, tetapi birokrasi yang membelit di balik proses penerbitannya.

“Sebetulnya bukan sertifikasi halalnya, tapi karena birokrasi kita yang sekarang ini diperbaiki. Makanya seolah-olah di pasar luar itu kita menghambat perdagangan. Yang jadi masalah kadang-kadang itu prosedurnya, administrasi birokrasinya, siapa yang dihubungi, dan sebagainya itu yang sulit,” lanjutnya.

Ketua Umum PAN ini juga mengakui bahwa kerumitan birokrasi bukan hal baru dan terjadi hampir di semua sektor.

“Apapun itu ruwet, rumit, bertele-tele, berputar-putar gitu ya,” ungkap Zulhas.

Sejak menjabat Menko Pangan selama tujuh bulan terakhir, Zulhas terus mendorong pemangkasan prosedur yang tidak efisien. Ia mencontohkan keberhasilannya mempercepat distribusi pupuk kepada petani.

“Pupuk itu petani akan terima pupuk, mesti 600 tanda tangan. Kapan terimanya? Itu saya pangkas. Sekarang pupuk ada waktu tanam, produksi kita melimpah,” jelasnya.

Dalam konteks sertifikasi halal, ia menawarkan pendekatan kolektif yang lebih sederhana, terutama bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Zulhas mengisahkan inisiatif saat menjabat Menteri Perdagangan.

“Misal, saya bikin asosiasi, asosiasinya perdagangan bakso, itu dikasih satu, semua dapat. Jadi sekali (sertifikasi) itu bisa dapat seribu perdagangan bakso,” ujarnya memberi ilustrasi.

Menurut Zulhas, yang terpenting dari sertifikasi halal adalah dampaknya bagi semua pihak.

“Intinya bukan pengurusannya, kan. Intinya kan substansinya adalah baik untuk produsen, baik untuk konsumennya, baik untuk kita semua,” sebutnya.

Menutup pernyataannya, Zulhas menekankan pentingnya membangun ekosistem halal nasional yang kompetitif dan berkelanjutan. Indonesia, katanya, memiliki potensi besar karena menjadi negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.

“Saya kira kita bisa menjadi pemain penting di bidang ini,” pungkasnya. (Ep)

Baca juga : 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *