Yogyakarta – Wacana pemerintah Indonesia untuk mengevakuasi sekitar 1.000 pengungsi Palestina dari Gaza ke Indonesia memicu pro dan kontra di tengah masyarakat.
Pakar Geopolitik Timur Tengah dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Siti Mutiah Setiawati menilai bahwa langkah tersebut tidak melanggar prinsip politik luar negeri, selama tetap mengutamakan keamanan nasional dan kepentingan publik.
Namun, ia menyarankan agar opsi peningkatan kontribusi terhadap UNRWA (Badan PBB untuk Pengungsi Palestina) bisa menjadi solusi yang lebih realistis dan efisien.
“Pihak Indonesia bisa lebih meningkatkan kontribusinya untuk UNRWA,” ujar Dosen prodi Hubungan Internasional dari Fisipol UGM ini.
Siti juga menilai pemerintah sebaiknya lebih mendorong Mesir dan Yordania, sebagai negara tetangga untuk bersedia menerima pengungsi dari warga Gaza.
Pasalnya, dari segi etnik, budaya, dan bahasa, sedikit memiliki memiliki kemiripan dan kesamaan. Bahkan jarak yang dekat antar kedua negara ini secara teknik akan lebih mudah dibandingkan dikirim ke Indonesia.
Partisipasi Indonesia untuk warga Palestina selama ini sudah ditunjukkan dengan pengiriman bantuan ekonomi, maupun politik.
Bantuan politik ini berupa pendekatan diplomasi ke negara-negara Arab atau Timur Tengah lain, untuk mengambil peran guna mengatasi masalah yang dialami oleh para warga di Palestina.
“Masalah Palestina bagi negara-negara Arab sudah dianggap sebagai masalah Bersama Arab, prinsip ini harus diingatkan kembali, gangguan terhadap salah satu negara Arab merupakan ancaman terhadap semua negara Arab,” terangnya.
Baca juga : Baznas Siap Tampung Warga Gaza, Jika Presiden Putuskan Evakuasi ke Indonesia
Dampak Positif & Negatif Evakuasi Warga Gaza
Meski begitu, Siti juga mengapresiasi niat baik dari pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah pengungsi dari Gaza, yang rumahnya sudah hancur 95 % sehingga tidak ada kemungkinan bagi mereka untuk kembali ke rumah.
Namun, Siti Mutiah pun mengingatkan bahwa tetap ada beberapa hal-hal secara geopolitik yang perlu diperhatikan. Hal ini meliputi jarak yang harus diperhitungkan untuk masalah teknis pengangkutan, penempatan pengungsi di Indonesia nanti, peranan dan tanggung jawab UNRWA.
Memberikan ruang bagi pengungsi Palestina di Indonesia menurut Siti bisa memberikan dampak positif sekaligus dampak negatif.
Menurutnya, dampak positif yang dapat terjadi adalah politik luar negeri Indonesia menjadi lebih dikenal sebagai politik luar negeri yang pro pada kemanusiaan.
Namun dampak negatif dan mengapa banyak pihak yang kontra akan permasalahan ini, dikarenakan berbagai pertimbangan yang akan diterima masyarakat Indonesia nantinya.
Seperti jumlah pengungsi, permasalahan kondisi fisik dan mental pengungsi, biaya yang dikeluarkan, tempat yang belum disiapkan, teknis untuk membawa mereka ke Indonesia, dan lain lain.
“Data mengenai pengungsi usia, gender, kesehatan, latar belakang pun harus disiapkan. Selain itu, kemungkinan akan muncul jika tempat yang dipilih dekat dengan penduduk setempat kemungkinan akan terjadi perbenturan budaya harus dipikirkan,” pungkasnya. (Yud)