Tubuh Bugar Tapi Lemas ? Ini Kesalahan Fatal Gaya Hidup Aktif!

Pakar & Atlet Ungkap Bahaya Kekurangan Elektrolit, Minuman Energi Bukan Solusi, Kenali Bedanya Dengan Isotonik

Jakarta – Gaya hidup aktif kian digemari masyarakat urban. Dari jogging pagi, bersepeda sore, hingga ikut kelas HIIT atau yoga, aktivitas fisik kini menjadi bagian dari identitas generasi modern.

Namun di balik semangat hidup sehat ini, ada satu fakta yang kerap diabaikan, tubuh kita kehilangan elektrolit jauh lebih cepat dari pada yang kita kira.

Dokter Spesialis Olahraga, Monica Harvriza, Sp.KO mengingatkan bahwa keringat bukan hanya air, tetapi juga membawa keluar elektrolit penting seperti natrium, kalium, hingga magnesium.

Bahkan dalam aktivitas harian seperti bekerja di kantor, seseorang bisa kehilangan elektrolit hingga 400 mg. Dan saat olahraga berat, jumlah itu bisa melonjak hingga 2.000 mg.

“Kalau tidak segera digantikan, performa tubuh bisa anjlok. Kita merasa lemas, otot gampang kram, dan bahkan bisa berisiko cedera,” ujarnya.

Menurut dr. Monica, banyak orang keliru mengganti cairan tubuh hanya dengan air putih atau bahkan minuman berenergi. Padahal, minuman berenergi tidak dirancang untuk mengganti elektrolit yang hilang saat berolahraga.

“Minuman isotonik dirancang menyerupai konsentrasi cairan tubuh, sehingga penyerapannya cepat dan efektif,” jelasnya.

Sama halnya pendapat Pelatih Timnas U-17, Nova Arianto yang  membenarkan hal itu. Ia menilai, kecepatan pemulihan kondisi tubuh pemain sangat ditentukan oleh ketersediaan cairan dan elektrolit. “Latihan tanpa hidrasi yang tepat sama saja mengundang kelelahan dini dan risiko cedera,” ujarnya.

Penyanyi & Influencer Sheryl Sheinafia yang dikenal aktif berolahraga, turut berbagi pengalamannya. “Aku sering lari atau latihan di studio, dan minuman isotonik dengan elektrolit tinggi jadi penyelamat banget. Cepat nge-replace yang hilang,” katanya.

Namun, perlu diingat tidak semua minuman berlabel “energi” aman untuk dikonsumsi saat olahraga.

Banyak di antaranya justru mengandung kafein tinggi, hingga 300 mg per kemasan dan gula berlebih, yang bisa membebani tubuh bila dikonsumsi tanpa kontrol.

Sebagai gambaran, minuman berenergi idealnya mengandung 80–160 mg natrium, serta larutan karbohidrat 3–6 persen.

Jika tidak sesuai, minuman tersebut justru bisa memperlambat rehidrasi, bahkan menambah kalori berlebih saat olahraga ringan.

Gaya hidup aktif harus diiringi dengan pemahaman yang aktif pula. Tubuh butuh lebih dari sekadar semangat, ia butuh dukungan nutrisi dan hidrasi yang tepat.

Jadi, lain kali saat Anda merasa lemas usai olahraga, tanyakan dulu apakah Anda sudah cukup mengganti elektrolit yang hilang? (YA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *