Ada Cerita Di Balik Semangkuk Bazin Warga Tajoura Saat Ramadan

TRIPOLI, Libya –  Selama lebih dari satu dekade terakhir, Libya mengalami krisis berkepanjangan yang melibatkan konflik bersenjata dan ketidakstabilan politik. Meskipun begitu, Ramadan tetap menjadi simbol ketahanan dan keberanian rakyat Libya. Di tengah kesulitan ekonomi dan gangguan keamanan, umat Muslim di Libya tetap menjaga semangat beribadah. meskipun terdapat kendala distribusi makanan dan kekurangan bahan pokok, warga Libya tetap menyambut Ramadan dengan penuh antusiasme dan solidaritas, saling berbagi apa yang mereka miliki dengan tetangga yang membutuhkan.

Tradisi Berbuka Puasa dengan Hidangan Khas

Di berbagai kota di Libya, termasuk Tripoli dan Benghazi, hidangan berbuka puasa menjadi momen yang sangat dinanti. Salah satu hidangan khas yang paling terkenal di Libya adalah bazin, roti tradisional yang terbuat dari tepung barley dan disajikan dengan semur kaya sayuran atau daging kambing. warga Tajoura, sebuah kota di timur Tripoli, membuat bazin dengan penuh semangat kebersamaan, di mana pria dan wanita dari berbagai usia saling bekerja sama untuk mempersiapkan makanan ini untuk berbuka puasa. Proses pembuatannya bukan hanya tentang menyajikan hidangan, tetapi juga tentang menjaga tradisi yang telah berlangsung turun-temurun, sekaligus menguatkan ikatan sosial antarwarga.

Tradisi Gotong Royong

Persiapan bazin adalah hasil kerja sama seluruh warga Tajoura. Mulai dari pria yang membuat adonan hingga wanita yang membantu mendistribusikan roti ke keluarga kurang mampu. Relawan dari berbagai usia berpartisipasi dalam membuat adonan, mengukus, atau bahkan membagikan hidangan kepada mereka yang membutuhkan.Para pria di Tajoura menggunakan dapur bersama yang dibangun secara sederhana untuk memasak bazin dalam jumlah besar, menggunakan tongkat kayu panjang untuk mengaduk tepung barley dan air dalam panci besar.

Solidaritas dalam Berbagi Makanan dan Amal

Ramadan di Libya bukan hanya tentang berpuasa, tetapi juga tentang berbagi dengan mereka yang kurang beruntung. Di kota-kota besar maupun di daerah pedesaan, berbagai organisasi kemanusiaan dan kelompok masyarakat berusaha menyebarkan kebaikan dengan mendistribusikan makanan kepada warga yang membutuhkan. banyak masjid dan komunitas di Libya menggelar acara berbagi makanan untuk mereka yang kurang mampu. Bahkan di tengah keterbatasan, seperti yang terjadi di beberapa wilayah yang terdampak konflik, para relawan tetap berusaha agar kebutuhan dasar seperti makanan dan air tetap tercukupi bagi mereka yang berpuasa.

Momen Penting Ramadan di Tajoura

Ramadan di Tajoura adalah waktu untuk berdoa, bermuhasabah, dan membantu sesama. Persiapan bazin adalah bagian dari tradisi yang tidak hanya menyatukan komunitas dalam pembuatan makanan, tetapi juga mempererat hubungan antarwarga yang saling peduli.

Di tengah konflik dan ketidakpastian, bulan suci ini memberikan harapan dan kesempatan untuk menyatukan umat Islam dalam semangat kebersamaan, berbagi, dan refleksi spiritual. Tradisi berbuka dengan bazin, berbagi makanan kepada yang membutuhkan, serta berdoa untuk kedamaian dan kesejahteraan negara, mencerminkan kekuatan batin dan ketahanan rakyat Libya yang tidak pernah padam. Dengan segala tantangan yang ada, Ramadan di Libya tetap menjadi simbol keimanan dan solidaritas yang luar biasa.(YA)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *