Washington, AS – Elon Musk, sosok di balik Tesla dan SpaceX, sempat menjadi penasihat senior Presiden Donald Trump dengan misi ambisius, memangkas pemborosan pemerintah melalui Department of Government Efficiency (DOGE).
Namun, setelah 130 hari yang penuh kontroversi, Kepala Department of Government Efficiency (DOGE), Elon Musk akhirnya memutuskan mundur, meninggalkan jejak kebijakan yang dipertanyakan efektivitasnya.
Elon Musk datang ke Ibukota Amerika Serikat dengan kepercayaan diri ala pahlawan Silicon Valley.
Mengenakan kaus “tech support” dan topi “Make America Great Again”, dia langsung duduk di meja kekuasaan bersama Presiden Donald Trump.
Bukan sebagai tamu, tapi sebagai pengubah permainan, pendonor terbesar, penasehat utama, bahkan dijuluki “wakil presiden bayangan.”
Namun setelah gegap gempita, yang tertinggal hanyalah sisa-sisa kekacauan, ekspektasi yang tak tercapai, dan sejumlah lembaga federal yang tercerai-berai.
Inilah catatan kebijakan dan kekacauan Musk yang menjadi sorotan media di Washington dilansir dari AP News:
-
Target Penghematan Melambung: Musk awalnya berjanji menghemat $ 2 Triliun dari anggaran federal. Namun, angka tersebut direvisi menjadi $ 150 Miliar, dan pencapaiannya pun masih diragukan.
-
Pemecatan Massal: Ribuan pegawai federal dipecat, termasuk dari lembaga penting seperti FDA dan USAID. Ironisnya, banyak dari mereka kemudian direkrut kembali karena peran mereka yang krusial.
-
Kritik Terhadap Program Sosial: Musk menyebut Social Security sebagai “skema Ponzi” dan mengklaim bisa menghemat hingga $ 700 Miliar, meskipun data resmi menunjukkan angka yang jauh lebih rendah.
-
Popularitas Menurun: Survei menunjukkan hanya 33% warga AS yang memiliki pandangan positif terhadap Musk pada April 2025, turun dari 41% pada Desember tahun lalu.
“Kami bersumpah untuk melayani rakyat Amerika dan menegakkan sumpah kami terhadap Konstitusi di seluruh pemerintahan presiden,” kutipan Surat Pengunduran Diri 21 pegawai DOGE yang menolak kebijakan Musk.
“Elon Musk, seperti semua orang di seluruh pemerintahan federal, bekerja atas arahan Presiden Trump,” ujar Karoline Leavitt, Sekretaris Pers Gedung Putih
Narasi Besar, Hasil Mini
Sementara itu menurut Elaine Kamarck, mantan Penasihat Gedung Putih era Clinton (Brookings Institution), “Kami melakukannya secara metodis, departemen demi departemen. Musk justru membuat perubahan tanpa tahu apa yang sedang dia lakukan.”
Musk menargetkan penghematan $ 150 Miliar, belum terbukti tercapai. Sebagai perbandingan, di era pemerintahan Bill Clinton berhasil menghemat $ 136 Miliar (setara lebih dari $ 240 Miliar saat ini), dan mengurangi 400.000 pegawai federal.
Di tengah gejolak dan tekanan yang terus menumpuk serta kritik terhadap pengaruhnya yang terlalu besar terhadap kebijakan negara, mundurnya Musk seolah tidak dianggap serius oleh Presiden Donald Trump.
“Ini hari terakhirnya, tapi sebenarnya tidak juga. Elon akan selalu membantu. Elon itu luar biasa!” Ungkap Trump di Truth Social.
Postingan Trump di Media sosialnya, seakan memberi sinyal hubungan mereka belum sepenuhnya berakhir. Elon Musk datang ke Washington dengan semangat reformasi dan janji efisiensi.
Namun, pendekatannya yang agresif dan kurangnya pemahaman terhadap birokrasi pemerintahan dinilai banyak pihak menyebabkan lebih banyak kekacauan daripada perbaikan.
Meskipun niatnya mungkin baik, hasilnya menunjukkan bahwa mengelola pemerintahan tidak semudah mengelola perusahaan teknologi. (YA)
Baca juga :