Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkap perkembangan terbaru dari negosiasi perdagangan antara Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat (AS).
Ia menyatakan bahwa Indonesia telah secara aktif melakukan pendekatan diplomatik untuk mengamankan kepentingan nasional, dan menghindari potensi serangan dagang dari pemerintahan Presiden Donald Trump.
Menurut Airlangga, tim dari Pemerintah Indonesia yang ia pimpin telah bertemu dengan sejumlah pejabat tinggi AS, di antaranya Ambasador USTR Jamieson Greer, Menteri Keuangan AS Scott Bessent, dan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick.
Lima Poin Penting Negosiasi Tarif
Pertemuan tersebut menjadi bagian penting, dari strategi negosiasi perdagangan bilateral Indonesia-AS yang tengah berlangsung.
“Indonesia juga sudah mengajukan proposal penawaran ke Amerika Serikat. Proposal penawaran itu ditawarkan dengan memperhatikan lima kepentingan nasional,” ujar Airlangga dalam keterangan persnya, Jumat (25/4).
Kelima poin yang menjadi fokus dalam proposal tersebut mencerminkan upaya Indonesia, dalam menjaga kedaulatan ekonomi sekaligus memperkuat kerja sama strategis dengan AS, yaitu :
- Terkait kebutuhan energi nasional.
- Perjuangan memperkuat posisi pasar ekspor Indonesia di AS agar mendapat tarif yang kompetitif.
- Upaya deregulasi untuk mempermudah investasi dan membuka lapangan kerja.
- Kerja sama dalam rantai pasok industri strategis dan mineral kritis, guna memperoleh nilai tambah bagi sektor manufaktur Indonesia.
- Peningkatan akses terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang, seperti kesehatan, pertanian, dan energi terbarukan.
Airlangga menyampaikan bahwa proposal tersebut telah mendapatkan sambutan positif dari mitra AS.
“Pendekatan yang dilakukan Indonesia tersebut telah diterima dan diapresiasi dengan baik oleh USTR, Kemendag, Kemenkeu AS,” ujarnya.
Pemerintah AS Buka Dialog Lanjutan
Sebagai wujud apresiasi, pemerintah AS disebut telah membuka ruang dialog lanjutan serta kesempatan pembahasan teknis secara mendetail.
“Dialog dan pembahasan teknis detail dilakukan dalam 2 minggu ke depan,” ungkapnya.
Untuk mempercepat proses, Pemerintah Indonesia telah menyiapkan lima sektor khusus yang akan dibahas secara prioritas dalam negosiasi tersebut.
Selain itu, sebuah working group juga telah dibentuk, sebagai kesiapan Indonesia dalam menghadapi pembahasan mendalam bersama pihak AS.
“Kita sudah masuk dalam fase negosiasi, dan Indonesia adalah salah satu dari 20 negara yang sudah memulai proses negosiasi awal,” tambah Airlangga.
Baca juga : Ketika Visa-Mastercard Paman Sam, “Menekan” Dompet Digital Indonesia
Indonesia Didukung Amazon, Google & Microsoft
Pemerintah Indonesia juga tidak berjalan sendiri dalam menyusun strategi negosiasi.
Sejumlah masukan dari dunia usaha, asosiasi industri, dan perusahaan global dihimpun guna memastikan keadilan dan keberlanjutan hasil perundingan.
Airlangga menjelaskan, “Pemerintah Indonesia tidak berjalan sendiri. Pemerintah telah menjaring masukan dari pengusaha, asosiasi bisnis, antara lain dari asosiasi semikonduktor, US-Asean Business, Amazon, Boeing, Microsoft, Google.”
Masukan tersebut menjadi landasan penting untuk menjaga keseimbangan dalam perundingan dagang, yang akan berdampak langsung pada ekonomi nasional.
“Indonesia akan melakukan pendekatan dan konsultasi internal dengan para pemangku kepentingan di dalam negeri ataupun komunikasi dengan pihak Amerika untuk melanjutkan proses negosiasi di tingkat teknis,” tutup Airlangga. (Ep)
Baca juga :