New York, AS – Raksasa teknologi dunia, Apple Inc., membuat langkah besar yang mengguncang peta rantai pasokan global.
Untuk pertama kalinya, Apple mengumumkan bahwa sebagian besar iPhone yang akan dipasarkan di Amerika Serikat tidak lagi diproduksi di Tiongkok, melainkan berasal dari India.
Sementara itu, Vietnam akan menjadi pusat utama produksi iPad, Apple Watch, dan AirPods untuk pasar AS.
Pernyataan mengejutkan ini disampaikan langsung oleh CEO Apple, Tim Cook, dalam sesi diskusi dengan para investor pada Kamis (1/5/2025) waktu setempat.
Dilansir dari BBC News, Cook mengungkapkan bahwa pergeseran rantai pasok ini merupakan respons terhadap dinamika perdagangan global yang semakin kompleks, terutama akibat kebijakan tarif impor yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump terhadap produk-produk asal Tiongkok.
“Kami memperkirakan mayoritas iPhone yang dijual di pasar Amerika Serikat akan berasal dari India,” ujar Cook. “Sementara hampir semua iPad, Mac, Apple Watch, dan AirPods yang dijual di AS akan dibuat di Vietnam.”
Dampak Tarif dan Investasi Besar
Langkah ini bukan tanpa alasan. Apple memperkirakan kebijakan tarif Trump bisa menambah beban biaya hingga $900 juta atau sekitar Rp14 triliun pada kuartal ini.
Meskipun beberapa perangkat elektronik seperti ponsel dan komputer akhirnya dikecualikan dari tarif tersebut, Apple tetap memilih jalur diversifikasi produksi.
Apple juga mengumumkan rencana investasinya yang ambisius sebesar $500 miliar (sekitar Rp7.900 triliun) di berbagai negara bagian AS dalam empat tahun ke depan, sebagai bagian dari strategi global yang mencakup produksi dan distribusi.
India dan Vietnam Diuntungkan
Langkah Apple ini membuka peluang besar bagi India dan Vietnam.
Analis industri menilai ini sebagai perubahan dramatis dari pernyataan Tim Cook beberapa tahun lalu, ketika ia menyebut bahwa hanya Tiongkok yang mampu memproduksi iPhone dalam skala besar.
Patrick Moorhead, CEO Moor Insights & Strategy menyebut ini sebagai “awal yang sangat baik”.
“Ada banyak kemajuan yang harus dibuktikan Apple, tapi ini awal yang menjanjikan,” katanya dikutip BBC News.
Namun, transisi ini tidak akan instan. Membangun pabrik baru di India memerlukan investasi besar dan waktu yang tidak sebentar. Apple tetap menjadikan Tiongkok sebagai pusat produksi untuk pasar global di luar Amerika Serikat.
Situasi Perdagangan Global: Tidak Pasti, Tapi Menantang
Apple bukan satu-satunya yang menghadapi ketidakpastian. Perusahaan teknologi lainnya seperti Amazon juga merasakan tekanan, meskipun berhasil menjaga performa penjualan.
Amazon mencatat kenaikan penjualan sebesar 9% menjadi $155,7 miliar dan lonjakan laba tahunan lebih dari 60% menjadi $17 miliar pada kuartal pertama 2025.
CEO Amazon, Andy Jassy mengatakan pihaknya juga sedang menyesuaikan strategi agar lebih tahan banting terhadap tekanan perdagangan.
“Kondisi penuh ketidakpastian seperti ini justru bisa menjadi peluang bagi kami untuk tumbuh lebih kuat,” ujar Jassy.
Langkah Apple memindahkan sebagian besar produksinya keluar dari Tiongkok menandai era baru dalam globalisasi teknologi.
Ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok telah memaksa banyak perusahaan raksasa untuk mengubah strategi mereka secara drastis.
India dan Vietnam kini berada di garis depan revolusi ini, dan dunia sedang menyaksikan—ke mana arah teknologi akan bergerak selanjutnya. (YA)
Baca juga :