Penjual Kue di Panceng, Gresik, Naik Haji di Usia 90!

Kisah Haru Penjual Kue Asal Gresik, Lansia 90 Tahun yang Pantang Menyerah Demi Rukun Islam Kelima

Surabaya – Di antara kerumunan jemaah haji yang mengikuti manasik di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, sosok Mufadilah mencuri perhatian.

Perempuan berusia 90 tahun asal Panceng, Kabupaten Gresik itu, tampak penuh semangat mengikuti seluruh rangkaian bimbingan ibadah haji.

Tak tampak raut lelah atau keluhan dari wajahnya yang ada hanya keteguhan dan ketulusan dalam mengejar impian suci yang telah ia simpan selama 12 tahun.

Mufadilah bukanlah siapa-siapa. Ia hanyalah seorang ibu yang setiap hari berjualan kue bersama anaknya, Daibah (60), demi mengisi perut dan menabung sedikit demi sedikit untuk satu tujuan, berhaji.

“Berangkat haji tentu tidak murah. Saya menabung bertahun-tahun dari jualan kue. Alhamdulillah, akhirnya tahun ini saya dipanggil Allah ke Tanah Suci,” ucap Mufadilah Calon Jemaah Haji 2025 dengan mata berkaca-kaca.

Ibadah haji bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang menuntut kesiapan mental dan niat yang lurus.

Bagi Mufadilah, usia tak menjadi batas. Ia tetap aktif dalam setiap sesi manasik, mendengarkan arahan pembimbing dengan seksama, dan tak ragu mengikuti praktik-praktik rukun haji meski tubuhnya tak lagi muda.

Sang anak, Daibah, menjadi penyemangat sekaligus pendamping setia. “Saya siap mendampingi ibu. Kalau ibu tidak kuat, saya sudah minta ke pembimbing agar rukunnya bisa dibantu jemaah lain,” katanya.

Mufadilah dan Daibah dijadwalkan berangkat bersama kloter awal jemaah asal Gresik. Mereka mengikuti manasik yang diselenggarakan oleh Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) sebagai bagian dari persiapan menuju Tanah Suci.

Kisah mereka bukan sekadar kabar harian. Ini adalah pengingat tentang ketulusan, kesabaran, dan kekuatan tekad seorang hamba dalam mewujudkan rukun Islam kelima. (YA)

Baca juga : 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *