TOKYO — Di bawah sorotan lampu Yoyogi National Gymnasium yang megah, langkah pasangan ganda putri Indonesia, Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti, harus terhenti di babak perempat final Japan Open 2025, Jumat (18/7).
Kemenangan meyakinkan di gim pertama sempat memunculkan harapan besar. Tapi realita berkata lain. Lawan mereka, pasangan unggulan pertama asal Tiongkok, Liu Shengshu/Tan Ning, berhasil membalikkan keadaan dan menyingkirkan Lanny/Fadia dalam tiga gim ketat: 21-10, 17-21, 16-21.
Awal Meyakinkan, Tapi Tak Cukup
Gim pertama berjalan mulus bagi Lanny/Fadia. Mereka bermain agresif dan rapi. Kombinasi smes tajam Fadia dan net play Lanny mampu menekan Liu/Tan hingga menang telak 21-10.
Namun, di gim kedua dan ketiga, momentum berpindah. Liu/Tan menunjukkan kelasnya sebagai pasangan peringkat atas dunia. Mereka tidak panik, tampil konsisten, dan memanfaatkan setiap celah kesalahan dari wakil Indonesia.
“Permainan hari ini berimbang. Baik dari tempo, pola, maupun hawa di lapangan tidak ada yang terlalu dominan. Tapi mulai poin-poin tua, dari 16 ke atas, kami sering sekali buang poin,” kata Fadia dalam keterangan resmi kepada awak media , Jumat (18/7/2025).
Masalah yang Terulang: Finishing dan Fokus
Fadia mengakui bahwa masalah utama bukan terletak pada strategi, melainkan penyelesaian akhir. Berkali-kali, mereka unggul dalam rally, tapi gagal menyelesaikannya dengan baik ketika memasuki poin-poin kritis.
“Kami bisa mengimbangi pasangan top 10 dunia, tapi saat finishing masih kurang konsisten. Sedikit lagi,” ujarnya.
Sementara itu, Lanny menekankan pentingnya fokus individu agar tidak saling terpengaruh saat salah satu melakukan kesalahan.
“Harus bisa menjaga fokus masing-masing. Saat salah satu bikin kesalahan, yang lain jangan ikut goyah. Harus tetap fokus cari poin, bukan malah ikut-ikutan error,” jelas Lanny.
Langkah Indonesia di Japan Open 2025
Japan Open merupakan bagian dari rangkaian turnamen prestisius BWF World Tour Super 750, yang menawarkan poin penting menuju Olimpiade 2028. Namun dengan tersingkirnya Lanny/Fadia, harapan Indonesia di sektor ganda putri untuk Japan Open 2025 pupus. Namun, performa mereka terutama di gim pertama menunjukkan bahwa potensi besar masih ada, hanya perlu penguatan di aspek mental dan konsistensi.
Lanny/Fadia boleh tersingkir, tapi duel di Tokyo menyisakan pelajaran penting. Bahwa di level tertinggi, teknik dan kekuatan bukan satu-satunya penentu. Fokus, ketenangan, dan eksekusi pada momen-momen genting justru menjadi kunci. Sebuah PR besar, tapi bukan hal yang tak bisa diselesaikan.
“Yang penting kami tidak menyerah. Kami tahu celah kami di mana. Tinggal bagaimana memperbaiki dan bangkit di turnamen berikutnya.” — Siti Fadia Silva Ramadhanti. (VT)





