Riyadh, Arab Saudi — Gaes, kalau kamu pikir belanja online kilat alias quick commerce itu cuma tren sesaat, startup kece asal Kairo bernama Rabbit baru aja buktiin.
Mereka serius dan bikin gebrakan di Riyadh, Arab Saudi! Bayangin, dalam waktu kurang dari dua bulan, model quick commerce mereka langsung ngegas pol!
Di tengah panasnya persaingan sektor e-grocery di Timur Tengah, Rabbit muncul sebagai pendatang baru yang bikin semua mata melotot. Resmi beroperasi di awal 2024, Rabbit langsung dapet respons positif dari pengguna awal di Riyadh.
Yang bikin speechless, tingkat pemesanan ulang mingguan (reorder rate) pengguna Saudi udah sejajar lho sama pasar Mesir, yang notabene udah lebih matang dan punya banyak pelanggan.

“Reorder rate sekitar satu kali per minggu di Saudi. Ini level yang sama dengan basis pelanggan utama kami di Mesir,” ungkap Ahmad Yousry, Co-founder sekaligus CEO Rabbit, dalam wawancara eksklusif bareng Arab News.
Apa Itu Rabbit, dan Kenapa Cepat Banget ?
Rabbit ini adalah perusahaan quick commerce (q-commerce) yang fokusnya jelas: ngirim kebutuhan sehari-hari dalam waktu SUPER KILAT.
Targetnya cuma 20 menit doang, guys! Bukan 2 jam, apalagi besok. Pokoknya butuh sekarang, nyampe sekarang!
- Di Mesir, Rabbit udah sukses banget. Mereka udah nganterin lebih dari 40 juta barang ke 1,4 juta pengguna. Angka yang fantastis, kan ?
- Di Riyadh, dalam 6 minggu pertama aja, Rabbit langsung ngebut bangun jaringan dark store. Itu lho, gudang mini tersembunyi yang khusus buat pemesanan online. Jaringannya udah mencakup setengah kota!
“Kami bukan cuma copy-paste strategi dari Mesir. Setiap kota beda, dan kami harus sangat adaptif,” tegas Yousry. Ini nunjukkin kalau mereka bener-bener niat ngulik pasar lokal.
Ada beberapa rahasia kenapa Rabbit bisa secepat ini bikin gebrakan:
- Reorder Rate Tinggi dari Awal: Menurut data internal Rabbit, pengguna awal di Saudi nunjukkin reorder mingguan yang tinggi. Ini jadi indikasi kuat kalau produk mereka cocok banget sama pasar (product-market fit). Di Mesir sendiri, Rabbit nyatet pertumbuhan 2,5 kali lipat Year-on-Year di Q1 2025.
- Target 20 Juta Produk Terkirim di Saudi Sebelum 2026: Ini ambisius banget! Rabbit nargetin ngirim 20 juta barang di Saudi dalam dua tahun ke depan. Pendekatannya bukan pertumbuhan linier, tapi eksponensial. Mereka pengen booming!
“Kami tidak fokus pada vanity metrics, tapi pada retensi dan kebiasaan mingguan rumah tangga,” kata Yousry. Mereka mainnya jangka panjang, guys!
- Hyperlocal Banget: Di Saudi, Rabbit itu bangun dari nol dan bener-bener mempekerjakan tenaga lokal. .
- Fokus ke Brand Lokal: Di Mesir, 60% produk Rabbit itu dari brand lokal. Nah, di Saudi, Rabbit lagi ngejar proporsi yang bahkan lebih tinggi!
“Kami tidak membawa Rabbit ke Saudi, kami membangun Rabbit versi Saudi oleh tangan Saudi. Kami ingin membantu UMKM lokal tumbuh dan menjangkau pasar baru melalui platform kami,” jelas Yousry.
Teknologi dan AI Jadi Senjata Utama!
Ini nih yang bikin Rabbit makin canggih. Mereka ngandelin AI (Artificial Intelligence) dan Machine Learning buat:
- Prediksi permintaan secara real-time: Jadi stok nggak pernah kosong!
- Menghindari kekosongan stok: Barang yang kamu butuhin pasti ada.
- Personalisasi rekomendasi produk di aplikasi: Jadi belanja makin gampang dan sesuai selera.
- Potensi Pasar Belum Tergarap: Berdasarkan Statista & Data Internal Rabbit, nilai pasar food & grocery Saudi itu diperkirakan $60 miliar (SAR 225 miliar). Tapi, transaksi e-grocery-nya baru di angka 1,3%! Jauh banget dibanding UEA (sekitar 5-7%) atau AS (10% lebih). Ini jadi lahan basah buat Rabbit!
- Konsumen Saudi vs. Mesir: Kalau di Mesir, pola belanjanya harian dan impulsif. Nah, di Saudi, belanjanya lebih terencana, biasanya berbasis momen atau acara. Rabbit adaptasi nih sama perilaku ini!
“AI bukan cuma gimmick, tapi pondasi operasional kami. Dan Riyadh berubah sangat cepat. Peluang kami hadir saat perilaku konsumen juga ikut berubah,” jelas Yousry.
“Champion Market” dan Jembatan Ekspansi!
Rabbit ini nggak cuma pengen sukses di Saudi. Mereka pengen menjadikan Saudi sebagai “launchpad” ekspansi ke negara-negara GCC (Gulf Cooperation Council) lainnya. Fokusnya tetap pada pertumbuhan berkelanjutan dan profitabilitas.
Jadi, gaes, Rabbit bukan sekadar dateng terus jualan. Mereka bener-bener bangun ekosistem.
Dengan pendekatan hyperlocal, dukungan ke brand lokal, dan teknologi AI yang canggih, Rabbit nunjukkin gimana startup bisa tumbuh kilat, tapi tetap relevan dan berkelanjutan di pasar baru kayak Saudi. Keren abis! (VT)