Trump Klaim Putin Inginkan Perdamaian di Ukraina, Mulai Negosiasi untuk Akhiri Perang

Washington  DC – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan pergeseran besar dalam kebijakan Washington terhadap Kyiv, dengan menyatakan bahwa ia dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah sepakat untuk memulai negosiasi guna mengakhiri perang di Ukraina.

Dalam konferensi pers di Gedung Putih, Trump mengungkapkan bahwa ia berbicara lebih dari satu jam melalui telepon dengan Putin pada Rabu(12/2) lalu. Trump juga telah berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, meskipun ia tidak menjelaskan apakah Ukraina akan menjadi pihak yang setara dalam negosiasi yang melibatkan AS dan Rusia.

“Saya pikir Presiden Putin menginginkan perdamaian, Presiden Zelenskyy menginginkan perdamaian, dan saya juga menginginkan perdamaian,” kata Trump. Ia menambahkan bahwa dirinya yakin Putin ingin mengakhiri konflik, dan bahwa AS serta Rusia akan bekerja sama untuk mencapainya secepat mungkin. Trump juga menyebut kemungkinan bertemu langsung dengan Putin dalam waktu dekat, dengan Arab Saudi sebagai lokasi potensial.

Namun, pernyataan Trump memicu kekhawatiran bahwa Washington mungkin akan mengesampingkan Kyiv dalam proses perdamaian. Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte menegaskan bahwa Ukraina harus menjadi bagian dari perundingan, sementara Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius menyesalkan bahwa pemerintahan Trump tampaknya telah memberikan “konsesi” kepada Rusia sebelum pembicaraan dimulai.

Di tengah kekhawatiran sekutu Barat, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menyatakan bahwa ambisi Ukraina untuk bergabung dengan NATO adalah hal yang “tidak realistis” saat ini. Hal ini menandai perubahan signifikan dari kebijakan pemerintahan Biden sebelumnya yang mendukung keanggotaan Ukraina di aliansi tersebut.

Di sisi lain, Kremlin menyambut baik pembicaraan antara Trump dan Putin. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa Rusia setuju dengan Trump bahwa saatnya bagi kedua negara untuk bekerja sama guna mencapai solusi jangka panjang bagi konflik di Ukraina.

Sementara itu, Zelenskyy tetap berusaha menunjukkan optimisme, dengan menyatakan bahwa ia menghargai minat Trump dalam mewujudkan perdamaian. Namun, analis menilai bahwa pendekatan Trump yang lebih lunak terhadap Rusia berisiko melemahkan posisi Ukraina dalam negosiasi dan menimbulkan pertanyaan tentang masa depan dukungan AS terhadap Kyiv. (YA)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *