Washington, AS – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melontarkan ancaman tajam terhadap China, dengan menyatakan akan memberlakukan tarif tambahan sebesar 50 persen terhadap produk-produk asal Negeri Tirai Bambu. Ancaman ini akan berlaku, jika Beijing tidak segera mencabut kebijakan tarif balasannya terhadap ekspor AS paling lambat Rabu, 9 April 2025.
Dilansir dari CNBC, Senin (7/4/2025), seorang pejabat Gedung Putih mengatakan kepada jurnalis Megan Cassella, bahwa jika ancaman tersebut dijalankan, total tarif impor AS terhadap produk China bisa mencapai 104 persen. Ini akan menjadi salah satu langkah tarif paling ekstrem yang pernah diambil pemerintahan AS, dalam sejarah hubungan perdagangan bilateral.
Baca juga : China Balas Tarif Trump: Bea Masuk Dari AS 34% Mulai 10 April!
Total Tarif Impor Amerika Terhadap Produk China :
- Pekan lalu, Presiden Trump umumkan tambahan tarif impor menyeluruh 34%
- Sebelumnya sudah ada bea masuk yang telah diterapkan 20%
- Saat ini total tarif bea masuk menjadi 54%
- Akan diberikan tarif tambahan 50% jika China tidak cabut tarif balasan
- Sehingga total tarif bea masuk akan menjadi 104%
Jika tarif tambahan itu diberlakukan seperti yang diancamkannya, maka tekanan terhadap ekonomi China akan meningkat secara signifikan.
Baca juga : Trump Umumkan Tarif Baru, China Hentikan Kesepakatan TikTok!
Ketegangan Juga Terjadi di Sektor Diplomatik
Tak hanya berhenti pada kebijakan perdagangan, Trump juga mengisyaratkan ketegangan diplomatik yang semakin meningkat. Dalam unggahan di media sosialnya, ia menegaskan bahwa semua bentuk pembicaraan dengan China akan dihentikan, termasuk permintaan pertemuan diplomatik dari pihak Beijing.
“Selain itu, semua pembicaraan dengan China terkait permintaan pertemuan mereka dengan kami akan dihentikan! Negosiasi dengan negara lain, yang juga telah meminta pertemuan, akan segera dimulai,” tulis Trump di akun resminya.
Tindakan ini memicu reaksi keras dari berbagai negara, yang turut terdampak dalam rantai pasok global. China, Kanada, dan sejumlah negara Eropa disebut telah “mengibarkan bendera perang dagang,” sebagai bentuk respons terhadap kebijakan unilateral Trump yang dinilai semakin agresif.
Para pengamat menilai bahwa langkah Trump dapat memperdalam ketegangan global, dan merusak stabilitas perdagangan internasional. Apabila tidak segera diredakan, perang dagang ini diperkirakan akan berpotensi memicu perlambatan ekonomi yang lebih luas, dan merugikan banyak negara termasuk Amerika Serikat. (Nr)
Baca juga :