Kardinal Suharyo: Proses Pemilihan Paus Layak Dicontoh Indonesia Dalam Pilih Pemimpin

Konklaf Tidak Melibatkan Permainan Uang, Gosip, atau Ambisi Pribadi, Jabatan Tidak Boleh Dikejar Dengan Segala Cara

Jakarta – Pemilihan Paus Leo XIV bukan hanya menjadi momen penting bagi Gereja Katolik, tetapi juga membuka refleksi lebih luas tentang bagaimana seharusnya proses memilih pemimpin dijalankan.

Dalam sebuah konferensi pers seusai Misa Syukur atas pelantikan Paus yang baru, Kardinal Ignatius Suharyo menyampaikan pandangannya tentang makna mendalam dari konklaf, proses pemilihan Paus yang dilakukan oleh para kardinal Gereja.

Kardinal Suharyo menekankan bahwa pemilihan Paus adalah contoh nyata dari proses yang bersih, spiritual, dan jauh dari praktik transaksional yang sering mencemari dunia politik.

“Alangkah hebatnya kalau pemimpin-pemimpin kita itu dihasilkan dengan cara seperti itu (konklaf),” kata Kardinal Suharyo.

Dalam pernyataannya, ia dengan tegas menyatakan bahwa konklaf tidak melibatkan permainan uang, gosip, atau ambisi pribadi.

Sebaliknya, semuanya berlangsung dalam suasana doa dan keheningan, demi menemukan pemimpin yang diyakini sesuai dengan kehendak Tuhan.

Lebih jauh, Kardinal Suharyo mengajak masyarakat untuk menjadikan proses pemilihan Paus sebagai inspirasi dalam memilih pemimpin, terutama di negara-negara yang sering kali menghadapi persoalan etika dalam pesta demokrasi.

“Maka kalau memilih pemimpin yang baik ya tidak boleh ada macam-macam seperti yang biasanya terjadi dalam pemilihan presiden dan sebagainya. Tidak ada di sana,” katanya.

Meski mengakui perbedaan konteks antara pemilihan pemimpin negara dan pemimpin Gereja, semangat spiritualitas yang melandasi konklaf dinilainya dapat memberikan pelajaran penting.

Ia menegaskan bahwa jabatan bukanlah sesuatu yang boleh dikejar dengan segala cara.

“Tidak mencari kekuasaan, tidak ada gosip-gosip, tidak ada macam-macam seperti itu. Entah caranya seperti apa, tetapi dipastikan kekuasaan itu tidak dikejar dengan cara apa pun. Diperjuangkan iya, harus, tetapi tidak dengan cara menghalalkan segala cara,” tegasnya.

Paus Leo XIV resmi terpilih melalui konklaf yang digelar pada awal Mei 2025, menggantikan Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April 2025.

Misa pelantikannya sebagai Paus ke-267 berlangsung di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, dan disaksikan langsung oleh puluhan ribu umat serta para pemimpin Gereja dari berbagai penjuru dunia. (Ep)

Baca juga : 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *