Kiswah Ka’bah Rp 80 Miliar, Tapi Kenapa Justru Ditutup Kain Putih Saat Haji ?

Misteri di Balik Kiswah Putih Ka'bah: Ternyata Ini Alasan Sebenarnya Kain Hitam Diangkat Saat Haji!

Mekkah, Arab Saudi – Setiap tahunnya, saat musim haji tiba, ada pemandangan yang menarik perhatian jutaan pasang mata di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi. Kain Kiswah yang menyelimuti Ka’bah dinaikkan sekitar tiga meter dari dasar bangunan, lalu ditutupi kain putih.

Bagi sebagian jemaah yang baru pertama kali melihatnya, mungkin muncul pertanyaan, mengapa kain hitam itu diangkat dan diganti sebagian dengan kain putih polos ? Ternyata, ada cerita menarik dan penuh makna di balik tradisi ini.

Menjaga Kiswah dari Kerusakan Saat Musim Haji

Musim haji adalah momen ketika jutaan umat Islam dari seluruh dunia berkumpul di Tanah Suci. Padatnya jemaah membuat pergerakan di sekitar Ka’bah sangat intens, terutama saat thawaf.

“Kiswah seringkali mengalami kerusakan karena jemaah yang menyentuh, mencium, bahkan menarik kainnya sebagai bentuk keberkahan,” ujar Ahmad bin Muhammad Al-Mansouri, juru bicara Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci kepada Saudi Gazette.

Untuk itu, pengelola Masjidil Haram menaikkan Kiswah setinggi tiga meter dari lantai Ka’bah. Bagian bawah yang terbuka itu kemudian ditutupi kain putih katun, sebagai perlindungan dan penanda.

Mencegah Tindakan Tak Terpuji Karena Kepercayaan Keliru

Tak sedikit jemaah yang masih membawa keyakinan mistis atau tradisi turun-temurun, seperti memotong sedikit bagian Kiswah untuk dibawa pulang sebagai jimat.

Bahkan ada yang membawa gunting untuk mengambil potongan kain hitam itu secara diam-diam. Beberapa lainnya menulis nama mereka di kain Kiswah, tindakan yang tentu saja merusak kain tersebut.

“Tindakan ini bukan hanya merusak Kiswah, tetapi juga menyalahi etika dan tata cara beribadah di Tanah Haram,” terang Syaikh Abdulrahman Al-Sudais, Kepala Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci, seperti dikutip dari Arab News.

Penanda Bahwa Musim Haji Telah Dimulai

Selain alasan perlindungan, kain putih yang menutupi bagian bawah Ka’bah juga menjadi penanda visual bahwa musim haji telah dimulai.

Kebiasaan ini relatif baru. Sekitar satu dekade lalu, Kiswah hanya diangkat tanpa penutup tambahan. Namun kini, penambahan kain putih menjadi sinyal simbolis dan visual, bahwa fase puncak ibadah haji sudah dimulai.

Dilansir dari Arab News, Pakar Sejarah Islam dari Universitas Umm Al-Qura, Syaikh Badr Al-Furaih menyatakan “Kain putih ini menandai dimulainya fase-fase penting dalam ibadah haji, terutama thawaf qudum.”

Kiswah: Sutra Hitam Berkualitas Tinggi

Perlu diketahui, Kiswah terbuat dari sutra hitam berkualitas tinggi, dihiasi ayat-ayat Al-Qur’an yang disulam dengan benang emas dan perak.

Biaya pembuatan Kiswah setiap tahun bisa mencapai lebih dari 20 Juta Riyal Saudi (sekitar Rp 80 Miliar).

Pembuatan Kiswah dilakukan di Kompleks Raja Abdul Aziz untuk Kiswah Ka’bah di Mekkah. Kain ini diganti setiap tahun pada tanggal 9 Dzulhijjah, bertepatan dengan wukuf di Arafah.

Tradisi pengangkatan Kiswah ini bukan sekadar tindakan teknis, melainkan sebagai salah satu langkah edukatif agar jemaah memahami bahwa keberkahan haji bukan pada mengambil benda, melainkan menundukkan hati dan memperkuat niat ibadah.

Melihat Ka’bah dari dekat adalah impian setiap Muslim. Namun, lebih dari sekadar menyentuh kainnya, haji mengajarkan kita tentang kebesaran Allah SWT, pengorbanan, dan persatuan umat Muslim.

Haji juga mengajarkan pentingnya mensyukuri nikmat, meningkatkan keimanan dan ketakwaan, serta meningkatkan kualitas diri.

Semoga, setelah memahami makna di balik pengangkatan Kiswah dan pemasangan kain putih ini, kita bisa menjadi jemaah yang lebih bijak, penuh adab, dan benar dalam beribadah.(YA)

Baca juga : 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *