Kuala Lumpur, Malaysia – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-46 ASEAN telah dimulai di Kuala Lumpur, Malaysia.
Fokus KTT kali ini memperkuat peran diplomatik kawasan dan solidaritas ekonomi, di tengah krisis regional dan global yang semakin kompleks.
Tema “Inklusivitas dan Keberlanjutan” menjadi sorotan utama dalam dua isu krusial, seperti penyelesaian konflik di Myanmar dan respons kolektif terhadap kebijakan proteksionis Amerika Serikat.
Isu Strategis, Misi Indonesia & Kebijakan Proteksionis AS
Malaysia menegaskan komitmennya sebagai fasilitator dialog antara Junta Militer Myanmar dan kelompok oposisi bersenjata.
Menteri Luar Negeri Malaysia, Mohamad Hasan akan mengunjungi Myanmar bulan depan untuk melanjutkan proses mediasi.
Presiden RI, Prabowo Subianto yang juga hadir di Kuala Lumpur Malaysia, memiliki komitmen kuat untuk berperan di organisasi regional Asia Tenggara itu.diantaranya :
- Memperkuat Stabilitas Regional : Indonesia akan berupaya untuk memperkuat komitmen ASEAN dalam menghadapi tantangan global, seperti perubahan iklim dan isu-isu ekonomi.
- Mendukung Inisiatif Malaysia : Indonesia akan berkoordinasi erat dengan Malaysia untuk memastikan keberhasilan agenda KTT ASEAN, termasuk implementasi 5PC untuk mengatasi krisis di Myanmar.
- Mendorong Integrasi Ekonomi Indonesia akan berupaya untuk memperkuat integrasi ekonomi di kawasan melalui kerjasama perdagangan, investasi, dan pariwisata.
Sementara itu ketegangan di Laut China Selatan juga menjadi sorotan. Sejumlah negara ASEAN seperti Filipina, Vietnam, dan Malaysia terus menghadapi gangguan dari kapal-kapal China di wilayah zona ekonomi eksklusif mereka.
Negara-negara ASEAN juga bersiap menghadapi potensi tarif impor besar-besaran dari Presiden AS Donald Trump yang akan diberlakukan mulai Juli 2025. Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr menekankan perlunya pendekatan kolektif. (YA)