Vatikan — Harapan umat Katolik di seluruh dunia untuk segera mengetahui siapa pemimpin baru mereka kembali tertunda.
Pada Kamis (08/05/25) waktu setempat, asap hitam kembali mengepul dari cerobong Kapel Sistina di Vatikan, menandakan dua putaran pemungutan suara terbaru belum menghasilkan kesepakatan di antara para kardinal.
Tepat pukul 11.50 waktu setempat asap gelap muncul, setelah dua putaran pemungutan suara pertama di hari itu berakhir tanpa hasil.
Sebanyak 133 kardinal, yang saat ini sedang dikarantina di Vatikan, belum berhasil mencapai dua pertiga suara yang dibutuhkan yakni minimal 89 suara untuk memilih paus ke-267 dalam sejarah Gereja Katolik.
Mereka kini beristirahat untuk makan siang sebelum kembali ke Kapel Sistina untuk dua putaran pemungutan suara tambahan pada Kamis sore waktu setempat.
Masih terbuka kemungkinan bahwa paus baru bisa terpilih pada Kamis malam waktu setempat, jika pemungutan suara pada Kamis sorenya menghasilkan kesepakatan.
“Saya berharap Kamis malam, saat kembali ke Roma, saya akan melihat asap putih,” kata Kardinal Giovanni Battista Re, Dekan College of Cardinals yang memimpin Misa sebelum konklaf dimulai.
Dilansir dari AP News, meski tidak berhak memberikan suara karena telah berusia di atas 80 tahun, Re tetap menjadi tokoh senior berpengaruh dalam proses pemilihan.
Re bahkan dilaporkan oleh media Italia memberikan ucapan “Auguri doppio” atau “dua kali selamat” kepada Kardinal Pietro Parolin, salah satu kandidat kuat penerus Paus Fransiskus saat Misa sebelum konklaf.
Ucapan itu menuai spekulasi, apakah itu hanya sapaan biasa atau sinyal dukungan tidak resmi.
Kamera, Kerumunan, dan Harapan Asap Putih
Di Lapangan Santo Petrus, kerumunan makin padat. Rombongan pelajar, peziarah, dan turis bersatu dalam penantian.
Kamera televisi Vatikan pun menjadi penanda bagi jutaan mata di seluruh dunia, ketika sorotan tetap diarahkan ke cerobong Kapel Sistina, semua tahu sinyal asap akan segera muncul.
Pada Rabu malam sebelumnya, asap hitam juga keluar sekitar pukul 21.00 malam, memicu pertanyaan tentang lamanya proses pemungutan suara.
Ada yang berspekulasi: apakah suara perlu diulang? Apakah ada yang sakit? Atau butuh penerjemah?
Proses Yang Sarat Misteri
Pemilihan paus adalah proses kuno yang berlangsung di balik pintu tertutup dan penuh dengan simbol serta protokol.
Para kardinal telah menyerahkan ponsel mereka, dan sinyal di sekitar Vatikan dijamming untuk mencegah kebocoran informasi.
Meski banyak berharap pemilihan kali ini berlangsung cepat, sejarah menunjukkan bahwa proses ini bisa memakan waktu antara tiga hingga 14 putaran.
Paus Yohanes Paulus I hanya butuh empat putaran pemungutan suara, sementara Yohanes Paulus II butuh delapan. Paus Fransiskus terpilih pada pemungutan suara putaran kelima di tahun 2013.
Satu hal yang membuat proses kali ini lebih panjang adalah keputusan Paus Fransiskus sendiri yang menetapkan 133 kardinal pemilih, jauh melampaui batas tradisional 120.
Banyak dari mereka berasal dari negara-negara yang sebelumnya belum pernah memiliki kardinal, seperti Mongolia, Tonga, hingga Swedia.
Hal ini memperkaya perspektif, tetapi juga memperpanjang waktu proses penghitungan suara.
Calon Kandidat Kuat
Nama Kardinal Pietro Parolin terus mencuat sebagai salah satu kandidat terkuat.
Sebagai Sekretaris Negara Vatikan dan tokoh kunci selama masa kepemimpinan Paus Fransiskus, ia dianggap memiliki pengalaman, jaringan, dan pemahaman global yang mendalam.
Namun, dalam konklaf, segalanya bisa berubah. Politik internal, aliansi, dan bisikan spiritual memegang peranan yang tak terduga.
Untuk saat ini, dunia hanya bisa menunggu. Mata tetap tertuju pada cerobong Kapel Sistina berharap asap putih akan segera menyapa langit Vatikan.(YA)
Baca juga :