Magelang – Candi Borobudur kembali menjadi pusat perayaan Hari Raya Waisak Nasional 2569 BE yang jatuh pada Senin, 12 Mei 2025.
Ribuan umat Buddha dan wisatawan memadati kompleks candi sejak pagi, menyaksikan prosesi agung yang telah berlangsung sejak hampir seabad lalu.
Perayaan tahun ini bukan sekadar ritual tahunan. Ia adalah jendela sejarah, cermin toleransi, dan bukti kuatnya warisan budaya yang telah terpatri sejak 1929.
Berikut sejumlah fakta dan momen istimewa yang dirilis oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia menjadikan Waisak Borobudur 2025 layak dihadiri setidaknya sekali seumur hidup.
Warisan Sejak 1929, Tanda Kesadaran Toleransi Awal
- Pertama kali digelar pada 1929 oleh Himpunan Teosofi Hindia Belanda.
- Sempat terhenti saat masa revolusi dan masa pemugaran Candi Borobudur.
- Kembali digelar rutin sejak 1953, lalu berpindah sementara ke Candi Mendut pada 1973.
Resmi Jadi Hari Libur Nasional Sejak 1983
- Ditetapkan melalui Keppres No. 3 Tahun 1983 oleh Presiden Soeharto.
- Menegaskan pengakuan negara terhadap keragaman keyakinan di Indonesia.
Dihadiri Umat Buddha dari Mancanegara
- Peserta berasal dari berbagai negara Asia Tenggara: Thailand, Myanmar, Malaysia, Singapura.
- Penginapan di sekitar Borobudur selalu penuh selama masa Waisak.

Dimulai dari Mrapen dan Umbul Jumprit
- Api Dharma diambil dari Api Abadi Mrapen, Grobogan.
- Air Suci diambil dari Umbul Jumprit, Temanggung.
- Keduanya dibawa ke Candi Mendut sebagai simbol pencerahan dan kemurnian.
Ritual Thudong: 2.500 Km Jalan Kaki dari Thailand
- Puluhan biksu menempuh perjalanan suci Thudong dari Bangkok sejak 6 Februari 2025.
- Tiba di Candi Borobudur pada 10 Mei 2025.
- Mereka hanya membawa kebutuhan dasar, tanpa uang atau barang mewah.
Hanya Indonesia Punya Detik-Detik Waisak
- Menghitung waktu Waisak hingga ke detik, berbeda dengan negara lain.
- Menggunakan penanggalan purnama seperti di Bali.
- Tahun ini Waisak jatuh pada pukul 10.51 WIB, Senin, 12 Mei 2025.
Ditutup Festival Lampion Waisak yang Magis
- Doa ditulis, ditempel pada lampion, lalu diterbangkan bersama.
- Lampion menjadi simbol harapan dan penerang kehidupan.
- Tiket festival habis terjual jauh sebelum acara.
Ritual San Bu Yi Bai Meriahkan Prosesi
- Umat melakukan “Tiga Langkah Satu Sujud” untuk menghormati Triratna: Buddha, Dharma, Sangha.
- Dilakukan sejak Senin (12/5) pagi pukul 06.00 WIB dalam suasana khidmat.
Perayaan Waisak Borobudur bukan sekadar peristiwa keagamaan, tapi juga pesta budaya, wisata spiritual, dan ajakan universal untuk merenungi makna damai, sabar, dan penerangan batin.
Jika belum sempat hadir tahun ini, jangan lewatkan kesempatan pada Waisak tahun depan.(VT)