Gaza, Palestina – Persatuan Jurnalis Palestina (PJU) melayangkan tuduhan serius terhadap Israel, menyebut mereka telah melakukan kejahatan perang, dan menargetkan jurnalis sebagai upaya strategis untuk menutupi bukti genosida dan pembersihan etnis di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Dalam sebuah pernyataan tertulis yang dirilis, PJU menegaskan bahwa otoritas pendudukan Israel bertanggung jawab penuh atas kejahatan yang dilakukan terhadap para jurnalis Palestina.
Dilansir dari The Guardian, mereka menyebut setidaknya 147 jurnalis telah ditahan, dengan 20 di antaranya dilaporkan mengalami berbagai bentuk penyiksaan.
“Otoritas pendudukan Israel memandang pers Palestina sebagai ancaman strategis yang harus dieliminasi,” ungkap PJU dalam pernyataannya. “Mereka mencoba membungkam saksi dan mengaburkan fakta dalam upaya yang gagal.”
Serangan Mengerikan, Rumah Sakit Jadi Sasaran

Pasukan Israel baru saja melancarkan serangan terhadap Rumah Sakit Al-Nasser di Khan Yunis. Insiden mengerikan ini menewaskan sedikitnya 20 orang, termasuk empat jurnalis yang bertugas di sana.
Serangan terhadap fasilitas kesehatan ini memicu kecaman keras dari berbagai pihak internasional.
Juru bicara PJU menyebut tindakan ini sebagai “kejahatan perang yang jelas” dan menyerukan agar Israel dimintai pertanggungjawaban di Mahkamah Pidana Internasional (ICC).
“Serangan terhadap fasilitas kesehatan adalah tindakan yang sangat mengerikan. Gambaran di layar televisi menentang logika dan nalar,” kata Olga Cherevko, Juru Bicara Kantor PBB untuk Urusan Kemanusiaan, dikutip dari The Guardian.
Ia menambahkan, “Ini adalah serangan lain terhadap fasilitas kesehatan. Ini mengakhiri hidup 244 jurnalis yang telah terbunuh di Gaza sejak Oktober 2023.”
Dunia Menuntut Keadilan: “Jurnalis Bukan Target!”

Kematian para jurnalis di Gaza seharusnya mengguncang dunia, demikian disampaikan oleh Juru Bicara Kantor Hak Asasi Manusia PBB, Ravina Shamdasani.
Menurutnya insiden ini seharusnya tidak berujung pada keheningan, tetapi memicu tuntutan pertanggungjawaban dan keadilan.
“Jurnalis di Gaza adalah mata dan telinga komunitas internasional, dan mereka harus dilindungi. Pembunuhan mereka, dan warga sipil lainnya yang tak terhitung jumlahnya, harus diselidiki secara independen, segera, dan keadilan harus ditegakkan,” tegas Shamdasani kepada The Guardian.
Ia juga menambahkan, “Jurnalis bukanlah target. Rumah sakit bukanlah target.”
Kecaman internasional terus mengalir, dengan berbagai pihak menyerukan penyelidikan menyeluruh atas kejahatan yang terjadi di Gaza dan Tepi Barat, termasuk tindakan-tindakan yang menargetkan pers. (YA)
Baca juga :





