Mengenang Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia 2024: Tiga Pesan Penting untuk Dunia

Oleh: Yudah

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3–6 September 2024 menjadi salah satu momen bersejarah yang membawa pesan kuat bagi bangsa Indonesia dan dunia.

Lawatan apostolik ini merupakan bagian dari rangkaian perjalanan ke kawasan Asia Pasifik, termasuk Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura.

Paus Fransiskus menjadi Paus ketiga yang menyambangi Indonesia, setelah Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan Paus Yohanes Paulus II pada 1989.

Jarak 35 tahun sejak kunjungan terakhir membuat kedatangan Bapa Suci kali ini begitu dinanti, khususnya oleh umat Katolik di Tanah Air.

Ada tiga pesan utama yang mengemuka dalam kunjungan ini: Iman, Persaudaraan, dan Berbelarasa.

1. Iman: Peneguhan di Tengah Tantangan Zaman

Sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik dunia dan Kepala Negara Vatikan, kunjungan Paus Fransiskus membawa misi kegembalaan kepada umat Katolik Indonesia.

Kegiatan utama berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, yang dihadiri ribuan umat dari berbagai keuskupan.

Dalam keterangannya kepada Vatican News (2/9/2024), Paus mengatakan, “As I am about to undertake my Apostolic Journey to Indonesia, Papua New Guinea, Timor-Leste, and Singapore, driven by the desire to meet with our brothers and sisters in the faith.”

Pernyataan itu menegaskan bahwa kunjungan ini adalah ungkapan kasih dan peneguhan bagi umat Katolik. Meski kapasitas stadion terbatas dan pengamanan sangat ketat, Misa Kudus di GBK berlangsung khidmat dan penuh makna.

2. Persaudaraan: Indonesia Tunjukkan Teladan Toleransi Dunia

Indonesia sebagai negara dengan keberagaman suku, budaya, dan agama menjadi contoh nyata toleransi. Hal ini sangat relevan dengan misi Paus Fransiskus tentang human fraternity atau persaudaraan antarumat beragama.

Dokumen Abu Dhabi yang ditandatangani Paus bersama Imam Besar Al-Azhar, Ahmad Al-Tayyib pada 2019 menjadi landasan semangat ini.

Dalam dokumen itu, Paus menegaskan, “Negara-negara yang kaya akan nilai-nilai kemanusiaan dan spiritual telah menjadi saksi solidaritas, persaudaraan dan mengedepankan dialog.”

Salah satu simbol kuat dialog antariman dalam kunjungan ini adalah ketika Paus Fransiskus berkunjung ke Masjid Istiqlal.

Masjid terbesar di Asia Tenggara itu menjadi saksi komitmen Indonesia dalam merawat kerukunan dan menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika.

3. Berbelarasa: Hadir bagi yang Terlupakan

Pesan terakhir yang diangkat dalam kunjungan ini adalah berbelarasa. Paus Fransiskus secara konsisten menyerukan kepedulian terhadap mereka yang terpinggirkan: orang miskin, korban konflik, hingga kelompok rentan lainnya.

Dalam setiap lawatan, Paus selalu menyampaikan harapan agar dunia menjadi tempat yang lebih manusiawi dan penuh kasih. Kunjungan ke Indonesia pun tidak lepas dari pesan ini.

Harapan dari Indonesia untuk Dunia

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia tidak hanya mempererat hubungan diplomatik antara Vatikan dan Indonesia, tetapi juga mengangkat nilai-nilai luhur bangsa Indonesia ke panggung global.

Dunia menyaksikan bagaimana keberagaman bisa hidup dalam harmoni, dan bagaimana tokoh lintas iman dapat menyatu dalam pesan damai dan kasih. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *