New York, AS — Ketegangan geopolitik dan kebijakan domestik Presiden Donald Trump, kembali membuat pasar keuangan AS oleng. Pada Senin (21/04/25) waktu setempat, indeks utama Wall Street mengalami koreksi besar.
Dow Jones Industrial Average merosot lebih dari 1.000 poin, sementara S&P 500 anjlok 2,8% dalam perdagangan yang nyaris menghapus kepercayaan investor.
Bursa saham AS terguncang akibat kombinasi kekhawatiran atas eskalasi perang dagang dan kritik terbuka Trump terhadap Ketua The Fed, Jerome Powell.
Serangan terhadap dua pilar utama ekonomi AS itu, menyebabkan investor global menarik dananya dari pasar Amerika. Bahkan beberapa saham perusahaan teknologi pun terus terkena imbasnya.
Dampak Kebijakan Trump :
- Tesla ambles 7% dan kini sudah kehilangan hampir 50% dari nilai tertingginya pada Desember lalu.
- Nvidia turun 5,6% setelah mengungkapkan bahwa pembatasan ekspor chip ke China dapat memangkas pendapatan kuartal pertama sebesar USD 5,5 miliar.
- Apple, Microsoft, dan Amazon juga kompak, masing-masing turun 3,5%, 2,5%, dan 3,6%.
- Emas menguat karena kembali menjadi pilihan pelarian investor.
- Saham Discover naik 1,7% setelah mergernya dengan Capital One mendapat persetujuan pemerintah.
- Di pasar obligasi, yield surat utang AS bertenor 10 tahun sempat menyentuh 4,40% sebelum akhirnya stabil di 4,36K
Sementara yang juga mengejutkan, nilai tukar dolar AS pun ikut melemah terhadap Euro, Yen, Franc Swiss, dan mata uang utama lainnya. Ini jarang terjadi dalam kondisi gejolak pasar, karena dolar biasanya dianggap sebagai aset aman (safe haven).
Tapi kali ini, justru kebijakan dari Washington sendiri yang membuat para pelaku pasar resah dan mulai meragukan reputasi dolar sebagai jangkar ekonomi global.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menyebut dalam Truth Social bahwa “Pebisnis yang mengkritik tarif adalah orang yang buruk dalam bisnis, tapi lebih buruk lagi dalam politik. Yang punya emas, yang bikin aturan.”
Baca juga : Wall Street Rontok! Pernyataan Powell & Nvidia Picu Kepanikan Pasar
Independensi The Fed Terancam
Di sisi lain, Trump juga melancarkan kritik terhadap Jerome Powell, karena dinilai lamban memangkas suku bunga sehingga bisa membuat ekonomi melemah.
Kekhawatiran muncul jika Trump benar-benar memecat Powell, dan hal itu bisa memicu guncangan besar di pasar keuangan.
Meskipun investor menyukai suku bunga rendah karena bisa mengerek harga saham, namun independensi The Fed tetap penting agar inflasi tetap terkendali.
Jika independensi The Fed dirusak, reputasi AS sebagai tempat paling aman menyimpan uang bisa rusak parah.
Ultimatum Keras Pemerintah China
Sementara sikap keras Preisden Trump terhadap China juga terus berlanjut. Hal itu juga langsung mendapat respons pemerintah China, yang mengeluarkan peringatan keras agar negara lain tidak menandatangani kesepakatan perdagangan dengan AS “yang merugikan kepentingan China.”
Jika itu terjadi, China akan menanggapi dengan tindakan balasan yang tegas, menurut pernyataan resmi Kementerian Perdagangan China.
Pemerintah China menegaskan bahwa mereka akan tetap berpegang pada prinsip-prinsip kedaulatan ekonomi, dan siap melindungi hak serta kepentingan nasional. (YA)
Baca juga :