California, AS – Bayangin lagi asik chatingan di Telegram, terus tiba-tiba ada asisten AI super canggih yang ngerti apa pun yang kita butuhin.
Bukan sekadar chatbot, tapi Grok AI asisten bikinan Elon Musk lewat perusahaannya, xAI.
Yap, kita nggak salah baca. Telegram baru aja ngumumin kerja sama yang bisa jadi mengubah cara kita chatting selamanya.
Kolaborasi ini diumumkan langsung oleh CEO Telegram, Pavel Durov, dan dia menyebut ini sebagai kemitraan “win-win” buat semua pihak, seperti dikutip dari akunnya di media sosial X (dulu Twitter).
Telegram bakal nyebarin Grok ke lebih dari 1 miliar penggunanya, langsung dari dalam aplikasi! Sepertinya mirip dengan Meta AI di Whatsapp ya.
Kerjasama Telegram Dan Elon Musk
Seperti dilansir dari Reuters & BBC News, menurut Durov kesepakatan ini bakal berjalan minimal selama satu tahun penuh, dimana Telegram menerima :
- Deal-nya gede banget! Telegram dapet $ 300 Juta (sekitar Rp 4,8 Triliun) dalam bentuk uang tunai dan saham dari xAI.
- Telegram juga bakal dapet 50% dari pendapatan langganan Grok yang dibeli lewat aplikasinya.
- Grok adalah AI yang dirancang buat bantuin pengguna dapetin jawaban, ide, bahkan hiburan dalam bentuk chatting.
Nantinya xAI Grok yang masuk ke aplikasi Telegram, bisa bantu kita bikin konten, jawab soal kuliah, sampai nemenin curhat tengah malam (kalau nggak punya temen curhat).
Selain itu, bakal ada perubahan besar dalam cara kita ngobrol di DM. Bukan cuma balas chat, tapi juga diskusi bareng AI yang nyambung banget! AI ini dinilai cocok banget buat yang suka efisiensi & eksplor teknologi baru.
Sedikit Drama & Kontroversi
Analis Media, Hanna Kahlert dari Midia Research mengatakan kepada BBC News bahwa langkah ini mengikuti pola “media sosial dan AI yang saling berintegrasi,” yang belum tentu diinginkan pengguna.
“Pengguna media sosial umumnya masih menggunakan platform untuk berkomunikasi, dan melihat update dari teman-teman mereka. Menambahkan AI ke pesan langsung malah bisa mengurangi kepercayaan antar pengguna dan mengganggu fungsi utama platform,” ujar Kahlert.
Menurut laporan BBC News, banyak kontroversi yang mewarnai kesepakatan ini. Telegram sempat dikritik keras karena disebut “dark web dalam kantongmu” gara-gara konten ilegal yang muncul di platformnya.
Bahkan Pavel Durov, CEO Telegram sempat ditangkap di Paris, Prancis, Agustus 2024 lalu, karena dugaan kelalaian moderasi konten kriminal. Tapi ia membantah tuduhan itu.
Di sisi lain, Elon Musk juga penuh warna. Dari bikin chip otak di Neuralink, Roket Space X, sampai sempat kampanye buat Donald Trump. Selain itu, Elon adalah co-founder OpenAI (pembuat ChatGPT), tapi sekarang justru bersaing lewat xAI.
Kerja sama Telegram dan xAI ini bisa jadi salah satu langkah besar ke masa depan chatting & AI. Tapi jangan lupa, teknologi canggih juga punya sisi gelapnya.
Bakal bermanfaat atau malah bikin risih ? Semua tergantung cara kita pakainya. So..kalau AI bisa jadi teman ngobrol, siapa yang butuh mantan ? (YA)
Baca juga :